Sesal yang tak Berujung
Pagi ini di salah satu universitas
swasta di Tokyo begitu ramai. Beberapa mahasiswa baru berlari karena takut terlambat
masuk di hari pertama OSPEK. Tampang judes seniorpun begitu terlihat
menyeramkan dimata mereka.
Kenalin nama ku Naomi Nozawa. Aku salah satu Maba disini yang berasal
dari Indonesia. Walau aku berasal dari Indonesia tapi aku sudah cukup lama
tinggal di jepang karena ayahku memang asli Tokyo.
“ Capek” ucapku saat istirahat Ospek hari
pertama
“
sabar naomi. Ini masih ospek pertama loh” jawab teman baruku yang berasal dari Osaka
“masih ada beberapa hari lagi”
Aku hanya bisa memasang tampang cemberut.
Selama
Ospek, aku berkenalan dengan salah satu senior yang juga ikut peran dalam
panitia Ospek ini. Senior itu Namanya
Ryosuke. Entah bagaimana cara perkenalannya kami ini tapi gara-gara itulah kami
dekat.
Menurutku Ryosuke itu Baik, Ramah
dan yang terpenting dia perhatian. Semakin aku mengenalnya semakin aku jatuh
cinta padanya. Tapi, aku tidak mau mengungkapkan isi hati ini. Aku takut cinta
ku ini bertepuk sebelah tangan dan aku merasa gengsi.
Akhirnya, aku hanya bisa menunggu
dan membiarkan hubungan kami ini hanya hubungan pertemanan.
“ Aku sayang kamu. Maukah kamu jadi
pacarku??” Tembak Ryosuke saat kami makan di kantin kampus
Yeah akhirnya kata-kata yang aku
tunggu di ucapkan juga oleh dia. Tanpa basa basi lagi, aku langsung menerimanya
sebagai pacarku. Aku Bahagia sekali.
Selama 6 bulan hubungan ini selalu
aman tentram. Walau masalah selalu hadir menyapa hubungan kami ini. Ryosuke
terlihat sempurna di mataku.
Hingga masalah terberatpun muncul.
Aku merasa jenuh dengan hubungan ini yang selalu diam di tempat. Lalu aku mencari
perlarian lain yaitu selingkuh.
Sepandai-pandai tupai melompat
pasti akan jatuh juga, pepatah itu mungkin yang melekat di diriku pada saat
itu. Yah,,aku kepergok jalan sama cowok lain. Tapi yang aku heran Ryosuke tidak
marah atau kesal. Saat aku menjelaskan duduk perkaranya alias berbohong, Ryo
tetap tersenyum tidak ada raut wajah kecewa terukir di wajahnya. Dia percaya
bahwa aku tidak akan selingkuh.
Kepercayaan itu malah membuat
diriku semakin menyakiti hatinya. Aku semakin bebas jalan dengan cowok lain
tanpa memperdulikan perasannya yang masih menjadi pacarku. Aku juga selalu saja
bertengkar dengan Ryosuke dan terus menyalahkannya,. Entah itu masalah besar
ataupun sepele.
Tak jarang aku selalu meminta putus
dengannya. Tapi Ryosuke menolak karena dia percaya aku bisa berubah dan
hubungan ini masih bisa diperbaiki lagi.
Sabar itu ada batasnya. Ryosuke
mulai jenuh dengan semua perbuatanku ini, keegoisan ku ini. Akhirnya kita
benar-benar putus. Pada saat itu aku bahagia karena terbebas dari penderitaan
ini.
TAPI