Hai minnaa.....
akhirnya aku bisa muncul kembali
gak ada yang kangen ia *PLAKK
ok ok ok
hari ini aku mau share FF pertama ku yang sukses di rilis
kalau gaje sorry ia apalgi FF ini jelek banget ..
The Smiling Little Angel
Taman Pemakaman Umum,
mendengar nama itu bulu kuduk langsung merinding. Semua orang
berlomba-lomba menghindari tempat itu. Karena jika kesana bakal ada kesedihan
yang muncul karena berbagai alasan.
Siang itu
seorang anak berumur 4 tahun berada disana. Duduk sendirian di samping dua
gundukan tanah merah yang masih baru. Wajah anak itu terlihat sedih karena tadi
pagi dia melihat dengan sangat jelas kedua orang tua dimasukan ke dalam
gundukan tanah yang bersebelahan itu tanpa mengajak dirinya.
“Naomi, ayo
pulang . .” seru lelaki yang lebih tua 5 tahun
Anak yang
bernama Naomi hanya terdiam tanpa menoleh sedikitpun. Matanya yang sipit masih
terus memandang makam kedua orang tuanya. Walau secara umur dia masih kecil
tapi dia paham betul bahwa orang tuanya sudah pergi ke Surga dan meninggalkan
dia seorang diri.
Tangan mungilnya
terus memeluk boneka beruangnya. Dia tidak mau melepaskannya sejak kejadian
yang merengut nyawa orangtuanya. Boneka pemberian orang tuanya tepat di hari
ulang tahunnya yang ke 4.
“ Naomi”
serunya lagi
Naomi menoleh.
Matanya menatap niichan tersayangnya
“ Dengerin niichan ya . otoosan dan okaasan
sekarang sudah tenang di Surga. ”
“ niichan, tapi mereka gak ngajak nao?”
Misaki tersenyum “ kalau mereka ngajak nao, nanti
yang berdoa buat mereka siapa?? trus kalau nao chan minta sesuatu siapa
yang ngebujuk Tuhan agar ngabulin permintaan Nao”
“kalau gitu
nao berharap otoosan dan okaasan bisa kembali sama kita..semoga mereka bisa
ngebujuk Tuhan untuk pulang ke rumah”
Misaki sedikit terkejut dengan pernyataan adhik
lucunya “ semoga aja bisa. Sekarang nao pulang ma niichan”
Naomi mengangguk pelan ” maav kami pulang dulu.
Aishiteru ”
Misaki menggandeng tangan adhiknya dengan penuh
cinta kasih. Walau berusaha tegar tapi Di dalam hatinya seakan hancur
lagi mendengar doa adhik kecilnya itu. Sama seperti adhiknya, dia pun terpukul
dengan kejadian ini apalagi harta yang di punya sekarang hanya adik perempuan.
Naomi
menoleh ke wajah kakaknya “niichan kok menangis”
Misaki
mengusap air matanya yang secara tidak sadar meluncur di pelupuk matanya
“niichan gak nangis hanya kemasuka debu”
“
sini nao tiupin matanya”
Misaki menatap wajah adhiknya. Badannya sedikit
di turunkan agar bisa tingginya setara dengan tinggi Naomi.
“ huhh…pedih gak
nii”
“ gak kok. Malah pedihnya dah sembuh karena tiupan
Naomi yang manjur. .” puji Misaki
Yang dipuji malah senyum senang ” Ya donk.
Adhiknya sapa dulu donk ...”
“ Pinternya
adhikku ini. berarti kamu harus rajin belajar ia agar bisa jadi dokter”
Misaki memeluk
Naomi erat “ nao chan, mulai hari ini niichan akan selalu jaga kamu, bahagiain
kamu pokoknya semua untuk nao chan sampai niichan tidak bisa berbuat apa apa
lagi. Jadi nao chan gak boleh sedih trus gak boleh nakal dan nurut ma niiichan”
bisik niichan lirih
2 tahun
kemudian
“
ohayou niichan. . .” sapa Naomi memeluk niichan
“
ohayou adhik ku yang cantik . . aduh kamu ini dah mau masuk SD masih aja
peluk-peluk apalagi sekarang khan berat masa minta digendong trus bisa encok
saya”
Naomi mencubit badan misaki gemas “aku gak
malu kok di gendong. Lagian aku gak berat, niichan”
Misaki tertawa
terbahak-bahak melihat muka adhiknya yang cemberut. Semenjak 2 tahun yang lalu dia selalu buat
hari Naomi bahagia. Apapun akan dilakukan agar dia bahagia. Baginya Naomi adalah barang terindah.
“ Hari ini nao chan ada
acara apa?? ” Tanya Misaki
“
ngapain?? Selain belajar biar masuk
SD ”
“ ya udah
pulang sekolah nanti niichan jemput ia??”
“ Hai” jawabnya dengan mulut yang penuh dengan roti
Tennggg…tenggg…Tenggg..
Murid-murid TK Cahaya Bunda berhamburan keluar
kelas. Mereka berlomba-lomba untuk bertemu orang yang menjemput mereka dan
bergegas pulang.
Naomi pun ikut
keluar dengan terburu-buru karena kakaknya janji mau jemput dia di sekolah.
Sesampainya di depan gerbang sekolah, Wajah kakaknya belum nampak juga. Naomi
menunggu dengan sabar di depan gerbang.
5 menit
10 menit
15 menit
Kakaknya belum
juga datang menjemput. Kakinya mulai kecapekan karena trus berdiri di depan
gerbang, kepalanya mulai kepanasan terkena terik matahari, hatinya mulai
gelisah menunggu.
Setelah 20
menit kemudian barulah kakaknya muncul sambil mengkayuh sepeda onthelnya.
Keringat mengucur dengan deras di kepalanya.
“Gomen ne. niichan baru datang . .”
“daijoubu
niichan.. kita istirahat sebentar. . niichan keliatan capek sekali”
Misaki turun dari sepeda dan berteduh dibawah
pohon rimbun dekat. Naomi mengeluarkan botol minuman yang selalu dibawanya ke
sekolah. Memang isinya sudah tidak penuh lagi tapi lumanyan buat melegakan
tenggorokan.
“ doumo arigatou
gonzaimasuka”
Naomi tersenyum
melihat kakaknya yang langsung meminum air itu sampai habis tanpa tersisa lagi
hanya dalam hitungan detik
“SEGGARRNYYAA”
Mereka lantas
tertawa
“nao chan, maaf tadi niichan datang terlambat.
Karena tadi beli ini dulu ” niichan mengeluarkan sebuah kado ”Otanjoubi
omedetou”
Naomi memeluk
erat kakak satu satunya tersebut. Tanpa sadar air matanya mengalir membasahi
pipinya “ walau orang tua kita sudah tiada tapi aku bahagia karena ada niichan
disampingku. jangan pernah tinggalin naomi ya nii, walau aku adalah adhik yang
nakal, jelek, manja, gak mau nurut pokoknya apapun yang terjadi jangan
tinggalin aku”
Niichan malah
mengacak-acak rambut adhiknya “gak bakal, Karena harta berharga yang nii miliki
Cuma Naomi seorang “
“arigatou”
“sekarang ayo pulang, nanti gosong loh kulit kita trus pas
ketemu ayah bunda pangling mereka karna anaknya jadi gosong..hahhahahahhahaa”
candanya
Selama
perjalanan pulang, Naomi tidak pernah melepaskan tangannya dari pinggang
kakaknya. Naomi senang karena kakaknya selalu membuat dia menjadi orang yang
paling berharga.
Misaki pun
merasakan hal yang sama, entah sampai kapan dia harus terus menjaga malaikat
kecilnya itu. Melihat Naomi tersenyum membuat hatinya pun menjadi senang.
Terkadang ada rasa sesak di dalam dadanya jika naomi teringat dengan orang
tuanya.
“ Ada apa ini sebenarnya??” Tanya Misaki bingung melihat rumahnya di
datangi oleh orang yang tidak ia kenal
“ kalian baru
datang ternyata. Ayo sini duduk
kalian berdua” Jun, omnya keluar dari kamarnya
Bagai petir di siang bolong Om Jun menjelaskan
tentang surat wasiat untuk mereka berdua.
Sebagian besar isi wasiat tersebut tidak ada masalah tetapi ada satu isi
wasiat yang bikin Naomi langsung menangis tidak rela.
Naomi langsung memeluk Misaki dan menangis. Naomi
tidak rela harus dipisahkan dengan kakaknya untuk waktu yang sangat lama
jangankan jangka setahun atau dua tahun, sehari mereka berpisah kangennya sudah
tidak bisa terbendung lagi. Apalagi ini bisa memakan waktu 10 tahun.
Misaki pun hanya bisa bengong. Bimbang yang dia
rasakan sekarang. Di satu sisi dia tidak mau meninggalkan Naomi tapi disisi
lain dia harus menjalankan amanat orag tuanya.
“niichan,,
jangan tinggalkan aku”
“ niichan gak
bakal tinggalin kamu . .niichan ingin sekali menolak permintaan ini tapi ini
perintah dari otoosan agar belajar di amerika” bujuk niichan “Trus kalau
niichan gak mau siapa yang bakal menjadi penerus perusahaan ayah selanjutnya”
“khan ada om Jin ”
“ Om Jin itu hanya pengganti sementara sampe
niichan bisa menjadi penerus perusahaan ini”
“ berarti
niichan lebih milih perusahaan dibandingkan adhik sendiri”
“ Bukan gitu
nao chan?? kalau perusahaan bangkrut siapa yang mau kasih gaji semua pegawai”
jelas niichan
“AAAAAA . . . . . Niichan pergi dari sini. . Nao benci
Niichan” Naomi melempar bantal guling kearah kakaknya sehingga kakaknya keluar
dan meninggalkan dia di kamar SENDIRIAN “Nii gak sayang nao lagi. Nii jahat . .
Nii tega tinggalin nao sendiri”
Semenjak pertengkarannya dengan kakaknya, Naomi selalu
menghindarnya hingga pada akhirnya Misaki lulus dari Harapan bangsa elementary
school dan langsung berangkat ke Amerika untuk melanjutkan studinya.
Naomi sebenarnya bisa mengerti apa yang dilakukan
kakaknya tapi di dalam hatinya dia tidak terima. Yah, bagi anak yang masih
membutuhkan kasih sayang itu adalah hal yang lumrah.
Sebelum
keberangkatannya, Misaki sempat berpamitan dan berharap agar naomi dapat membuka
pintu kamarnya lalu memaafkannya. Sepucuk surat pun dia taruh di bawah pintu
kamar adhiknya tersebut. Misaki hanya terdiam melihat adhiknya belum mampu
memaafkannya karena keputusan ini
Jun yang melihat
adegan ini pun tidak bisa berbuat apa-apa. Dia sudah berusaha membujuk Naomi
tetapi tidak bisa. Jun ingin melihat kedua keponakannya itu bahagia. Ingin
membatalkan wasiat ini tapi dia tidak punya hak karena kakak dan suaminya
tersebut sudah mempersiapkan wasiat ini beberapa hari sebelum kecelakaan itu
terjadi.
Jun memeluk
Misaki. Menenangkannya dan menguatkan bahwa dia akan menjaga Naomi baik-baik.
” Maafkan Om. Om
ingin membatalkan ini tapi Om tidak bisa”
” tidak apa-apa
om, ini sudah amanat dan saya harus melakukannya”
Semejak itu, kehidupan Naomi berubah drastis. Dia menjadi
anak yang pendiam, tidak mau bersosialisai dengan siapapun baik di rumah
maupun di sekolah baru. Dia lebih
suka duduk di taman sekolahnya sendirian, bermain dengan ikan-ikan yang berada
di belakang sekolah. Jika di kelaspun Naomi lebih suka duduk sendirian tanpa
ada yang menemani.
Dia masih trauma dengan kejadian yang selalu buat
hatinya sakit. Dia tidak mau ada orang yang dekat dengannya karena takut
suatu saat nanti bakal di campakkan lagi. Sama seperti kepergian ayah dan bunda
trus kakaknya. Dia berusaha melakukan apapun yang dia inginkan tanpa bantuan
orang lain.
“ Naomi,
mana kelompok mu sayang??” Tanya bu Guru
“ gak ada ”
Ibu guru yang
tahu kondisi Naomi hanya bisa sabar dan terus menyunggingkan senyumnya “
iya ibu tahu. Nao anak pintar tapi ini
khan tugas kelompok. Jadi harus ada donk temen dalam tugas ini”
“ Gak Mau ”
tolak Naomi Tegas
“ cuekin aja
bu. Dia emang sok pinter ” celetuk seseorang dari kursi belakang
“ ya bu.. buat
apa ngeladeni anak macam dia buang-buang
waktu” timpal temannya yang lain
“ssttt.. diam
kalian semua”
“ Ini saya kasih makan” memberikan makanan ikan ke
kolam yang ada di taman sekolah
Puluhan ikan
menyerbu makanan yang disebar Naomi.
“makan yang
banyak ia. . jadi kalian gak bisa tinggalin aku sendiri”
“ Kamu Gila
ia.. bicara kok sama Ikan??” ucap seseorang dibalik badannya
Naomi menoleh
kebelakang. Dan disitulah empat anak
laki-laki berdiri dihadapannya. Merasa terusik dengan kedatangan mereka,
Naomi langsung berdiri. Matanya begitu tajam melihat ke empat anak laki-laki
itu.
“ mau apa
kalian??”
“ santai donk.
Kita gak ada maksud apa-apa kok. Cuma penasaran aja kok ada yang ngobrol ma
ikan, iya khan teman-teman?” ucap anak itu lagi
“ betul banget
Ryosuke. Mana ada yang bisa mengerti
bahasa ikan kecuali . . . .” timpal temennya
“ Manusia
Ikan …
Hhahhahhahahhaha” Jawab mereka kompak
Naomi kesal
dengan tingkah mereka. Dia ingin memukul mulut mereka tapi dia ingat bahwa dia bukan anak yang mudah emosi daripada
meladeni mereka lebih baik diam nanti juga mereka capek-capek sendiri.
“ sudah
selesai ngatain orang?? Kalau sudah silahkan pergi dari sini, kalau kalian belum
selesai biar aku yang akan pergi dari sini”
“ heh???” anak
judes itu langsung tertohok
Karena belum mendapat respon, Naomi langsung pergi
meninggalkan mereka yang melongo heran.
“ Kok ada ce orang-orang kayak mereka . RESE. Suka-suka aku donk mau
ngomong sama siapa aja. .” gerutu naomi kesal dengan tingkah ke empat anak
tersebut “ kok mereka yang ngomel. . aku khan gak ngerugiin mereka”
Naomi berjalan menuju kelasnya. Raut wajahnya
terlihat dengan sangat jelas menampakkan kalau saat ini dia sedang kesal.
Sesampainya di
depan kelas, Dia memilih duduk tidak
jauh dari pintu kelas karena system sekolah yang melarang siapaun masuk kelas
sampai istirahat selesai membuat Naomi hanya bisa terdiam menunggu bel masuk.
Matanya melihat teman-temannya main bersama tanpa mengajak dirinya. Awalnya
mereka selalu ngajak Naomi main bersama mereka tetapi dia menolak hingga
membentak jika mereka memaksa.
Jadi ya sekarang dia sendirian. Gak ada siapapun dari teman-teman sekelasnya yang
mau berteman dengannya apalagi melihat sikapnya yang menolak kehadiran mereka. Malah
tak jarang mereka mengejek, menjahilinya dan membuatnya marah.
Di tempat yang
berbeda, keempat anak laki-laki itu masih berada disana . mereka sibuk membahas
perlakuan naomi yang membuat mereka heran .
“ anak aneh”
ucap judes itu yang bernama Ryosuke
“ cuekin aja
deh ” timpal Daiki sambil mengunyah permen “emang dia aneh kok”
“ bener banget
daiki..masa dijaman modern gini masih ada aja yang mau temenan ma ikan”
“ aku sering
loh liat dia duduk disini..dan sendirian pula. Apa mungkin dia tidak punya
temen ia… hahhahahhahaha” ejek ryutaro
“ mana ada
orang yang mau temenan ma cewek aneh kayak dia”
Daiki tertawa mendengar ucapan ryosuke “ setuju ”
“ tapi guys, emang kita yang salah juga cee. Wajar donk
kalau dia marah” bela Kei yang sedari tadi diam saja
“ waduh ada
yang naksir sama cewek itu ini ??” sindir daiki
“ bukan gitu
…”
Ryosuke baru menyadari bahwa salah satu temannya
ternyata diam dan tidak ikut mengejek Naomi.
“ lalu???”
Kei menggeleng
pelan “ gak. Aku Cuma kasihan saja sama anak itu”
“ anak itu??
Siapa” Tanya ryosuke
“ Naomi lah
..”
Ryosuke tambah
bingung “who is naomi??”
“ anak perempuan yang tadi kita goda itu ..” jelas
Kei yang langsung mendapat reaksi anggukan dari teman-temannya.
“ waduh
ternyata kamu kenal anak itu”
“ kenal secara langsung sih tidak. Cuma
sekedar tahu aja”
“ maksudnya?”
ryutaro penasaran
“ Orang tuanya
sudah meninggal saat dia masih kecil karena kecelakaan. keluarganya cuma kakak
laki-lakinya itupun pergi ke amerika untuk melanjutkan sekolahnya”
“ tahu dari
mana masalah ini?” daiki heran
“ kebetulan
kakaknya Naomi adalah sahabat kakakku”
“ kak Yuya??”
Kei mengangguk pertanda bahwa tebakan ryutaro
benar
“ denger-denger sekarang
dia tinggal sama omnya. Padahal dulu dia ceria tapi setelah kakaknya pergi dia berubah
jadi pendiam ”
“ naomi
chan,,wake up” ucap Jun membangunkan keponakannya
“ doushita??
Ini masih pagi om . .”
“ loh kamu ini
gimana ce?? Kita khan mau pergi ..”
“ kemana?? Aku
males ikut. Om saja pergi sendiri”
“ c’mon honey”
Dengan sedikit
paksaan, Naomi akhirnya menurut untuk bangun dari tempat tidurnya dan bergegas
masuk kamar mandi.
Sepuluh menit kemudian, Naomi keluar dari kamar
mandi. Omnya ternyata masih berada di
kamarnya sibuk mengacak-acak kardus besar yang berisi hadiah dari orang yang
tidak dikenalnya.
“ Waduh secret
admirer mu hebat juga ya. Setelah sebulan yang lalu muncul kado yang isinya
boneka malaikat di depan rumah, ternyata orang itu selalu mengirimkan kamu
hadiah-hadiah ini”
“ ya om.. aku
juga penasaran ma tuh orang. Pokoknya setelah aku temukan orang itu
barang-barang ini akan aku kembalikan”
“ Jangan donk.
Dia khan menginginkan hadiah ini buat kamu khan. Nanti dia sedih loh kalau
barang-barang ini kamu kembalikan”
“ Biarin . . om keluar sana . Aku mau ganti baju”
Jun menuruti perintah keponakannya untuk keluar
kamar.
Di dalam
kamar, Naomi memandangi kardus besar itu. Dia berpikir siapa orang yang mau
memberikan hadiah-hadiah itu untuknya? Apa Omnya sendiri?? tapi pas ditanya malah
terlihat bingung, Apa niichan?? Tapi dia khan di amerika gak mungkin dia tiap
hari kirim hadiah-hadiah ini apalagi semua hadiah ini selalu muncul di depan
rumah pagi-pagi sekali.
Naomi
mengambil boneka malaikat yang menjadi kiriman pertamanya itu, malaikat yang
sangat cantik, lucu, dan selalu tersenyum. Mirip dia dulu selalu tersenyum
bahagia. Senyuman itu seakan menghilang dari diri Naomi.
Naomi seaakan baru
tersadar jika hari ini tidak ada kiriman dari orang itu. Sekarang dia malah
berpikir apa orang itu sakit sehingga tidak bisa mengirimkan hadiah lagi? Apa
dia meninggal?? Apa dia bosan?? jadinya sudah malas mengirimkan hadiah lagi.
Pikiran buruk tentang orang itu melayang-layang dipikirannya.
“ Nao ayo
berangkat ..”
“ ya om.. ak turun sekarang”
“ mau kemana
kita??” Tanya Naomi stelah 30 menit hanya berkeliling tanpa ada tujuan yang
jelas
“ kita
berlibur ..TITIK”
Naomi merengut
kesal pada Omnya tersebut karena sudah di paksa bangun terus pergi tanpa tahu
tujuan bikin. Naomi pindah dari kursi depan ke kursi belakang .
“ Nao mau
ngapain?” Tanya Jun yang duduk
dikursi pengemudi
“ Tidur di
kursi belakang”
“ trus om
gimana?? Masa om dikira sopir kamu ??”
Naomi bersikap
cuek dengan omelan omnya dan langsung melanjutkan tidurnya yang tadi terganggu
“ oyasumi”
Naomi sempet melihat wajah omnya yang sekarang merengut tapi
dia tak peduli . siapa duluan yang ngajak tengkar .
“
Nao sekarang lagi tidur. kalian dimana??” ucap Rio
“
lagi dijalan. Tolong bantuannya ya pak” jawab seseorang di ujung telepon
“ Om harap kamu bisa
kembali seperti dulu lagi” ucapnya lirih “kakak, semoga kamu bahagia Surga.
Biar mereka berdua aku akan rawat selalu .”
“ Naomi bangun
. kita sudah sampai .”
“ unn..”
Naomi turun
dari mobil dengan kondisi masih belum sadar sepenuhnya. Matanya yang masih
sedikit tertutup dan mulutnya yang menguap pertanda bahwa dia masih ingin tidur
lagi.
Jun lantas menarik tangan Naomi masuk ke dalam
sebuah restoran.
“ ngapain kita
kesini ”
“ Om laper . kita makan ia”
Entah
apa yang dilakukan adhik kandung dari mamanya ini. Kayaknya omnya ini gak ada
tujuan deh. Kerjaannya memainkan stir mobilnya tanpa tahu tujuan yang di tuju. Masuk dan keluar tol aja dari tadi. Naomi
hanya bisa bersabar tidak mungkin kan dia turun dari mobil dan ditinggal begitu
saja.
Mobil berhenti di sebuah
rumah yang jauh dari kesan mewah. Mungkin jika dibandingkan rumahnya masih 10x
lebih bagus rumahnya. Seorang anak perempuan berlari menghampiri mobil. Omnya
segera turun dari mobil dan langsung memeluk anak perempuan itu.
“ akhirnya bapak
datang.. kami kangen”
“ waduh pada kangen ternyata”
“ kangen banget”
Naomi bingung kenapa dia dibawa ke tempat ini. Dia
ingin bertanya pada Omnya tetapi Omnya tersebut sudah di kelilingi oleh
anak-anak lain. Terpaksa dia mengurungkan niatnya dan berusaha mencari
tahu sendiri
Jun berjalan ke belakang mobilnya dan membuka
bagasi. Di dalam bagasi ternyata ada bermacam-macam hadiah mulai dari mainan
sampe alat-alat tulis yang kemarin Naomi pilih di Mall.
“ayo masuk naomi” ajak Jun
Naomi masuk ke
dalam rumah. Ternyata anak-anak tadi hanya sebagian. Didalam rumah masih banyak
anak-anak kecil mulai dari bayi.
Seorang perempuan lanjut usia keluar dari kamar
dan langsung menemui mereka.
“ Selamat Datang”
“ Ummi, sudah lama tidak berjumpa??maaf saya
datang lagi kesini”
“ tidak apa-apa. kami malah senang karena telah
membuat anak-anak ini bahagia dan merasakan kasih sayang anda”
“ ahh.. umi
bisa saja.. disini kami cuma mau berbagi rezeki buat adhik-adhik disini dan
meminta doanya agar kami sekeluarga selalu dilindungi Tuhan” lanjut Jun
Perempuan yang
dipanggil Umi tersebut tersenyum .
“ ini siapa??”
Tanya Umi menyadari kehadiran naomi
“ ini
keponakan saya . Naomi Okamoto
namanya” Jun memperkenalkan dirinya
“ halo Naomi, ternyata
kamu sudah besar” sapa Ummi
Naomi tidak menjawab. Dia malah pergi ke luar rumah meninggalkan Ummi yang heran.
“ Nao stop”
teriak Jun “ kamu ini kenapa sih?”
“ aku bingung
ma Om. Kenapa saya dibawa kemari” Naomi kesal
Jun memeluk keponakannya tersebut “ nao, ini
adalah kali pertama kamu datang ke tempat ini. om paham kamu pasti bingung. Tapi
tidak begini caranya”
“ kamu tahu
sayang, disini adalah tempat anak-anak yang di telantarkan orang tuanya karena
orang tuanya mungkin tidak mengharapkan kehadiran mereka dengan alasan apapun”
lanjutnya “ ada diantara mereka yang ditinggalkan didepan panti, bahkan tong
sampah saat mereka masih bayi. Mereka kekurangan kasih sayang orang tua. Kamu
maukan menyayangi mereka??”
Naomi tidak
bergeming
“ ayo masuk dan tunjukan bahwa kamu menyayangi
mereka” ajak Omnya
Naomi tetap tidak bergerak dari tempatnya
” ada apa ??”
“ aku takut ”
“
takut kenapa??”
“ takut jika
aku terlalu menyayangi mereka, mereka akan meninggalkan aku sendiri. Sama seperti mereka yang pergi begitu
saja”
“ om yakin mereka
tidak akan begitu . . kalau masalah orang tua mu, kamu pasti bisa bertemu
mereka kembali jika waktunya sudah datang. Niichan juga akan pulang lalu
bercanda bersama seperti dulu. Percayalah ..”
“ Maafkan saya”
“ tidak apa-apa. Ummi paham”
Mimik wajah Naomi tetap tidak berubah. Ummi
memakluminya..
Ummi lantas mengajak Naomi duduk di pangkuannya. Naomi
menurut setelah sedikit paksaan dari Om Jun.
“ ternyata anaknya pak Kento dan ibu Yuri sudah
besar ia. Sayang mereka tidak bisa melihat secara langsung bahwa anak
bungsunya tumbuh secantik ini mirip ibunya”
Naomi terkejut
bahwa Ummi kenal dengan orang tuanya “ anda kenal dengan orang tua saya??”
“ kenal lah.
Orang tua Naomi selalu datang ke tempat ini. Naomi kecil dan kak misaki juga
pernah dibawa kesini tetapi saat itu Naomi masih bayi jadi Naomi tidak ingat ”
lanjut Ummi mengenang masa lalu bersama orang tuanya “ Ummi sering di kasih
oleh-oleh dari jepang kalau kalian pergi ke jepang ke tempat kelahiran ayah
naomi ”
“ orang tuaku
seperti apa?”
“ seperti apa ia.. Bu yuri itu cantik seperti kamu dan pak Kento
cakep seperti kak misaki trus mereka baik, selalu menolong, ramah, sayang ma
kalian berdua… oia ummi hampir saja lupa ..” ucap ummi teringat sesuatu. Ummi lantas berdiri dan masuk ke dalam
kamar “ tunggu sebentar”
Di dalam
kamar, Ummi mencari sesuatu yang dia simpan selama 3 tahun ini. Ummi merasa sudah saatnya Ummi
memberikan barang itu yang setia menemaninya kepada orang yang berhak
menyimpannya.
“ Dimana ia.
Aku kok bisa lupa menyimpannya”
Ummi mencari ke
dalam lemari yang berisi file-file yang berisi data panti asuhan tapi tidak
menemukannya. Beliau mencari ke dalam lemari pakaiannya. Tangannya meraba-raba
setiap celah yang ada sambil berharap menemukan barang tersebut. Barang itu
tetap tidak ditemukan.
Ummi terdiam
sejenak mengingat terakhir kali ia
melihat benda itu.
25 detik
pertama belum ada tanda-tanda
1 menit
berlalu, Ummi masih belum ingat
2 menit
“ Ya Tuhan,,
saya ingat sekarang benda itu ada di ..” tangan Ummi langsung menyerbu sebuah
kotak yang ada di atas lemari pakaiannya.
“ Syukurlah masih ada ” Ummi memmbersihkan debu yang menempel
di kotak itu
Pintu kamar
masih belum terbuka. Kelihatannya Ummi belum menemukan barang yang dicarinya.
Nanmi terlihat gelisah karena penasaran.
Jun yang
tidak tahu masalahnya hanya bingung melihat keponakannya gelisah di depan kamar
Ummi.
“ doushita??”
“ daijoubo,
Ummi tadi ingat sesuatu trus aku disuruh tunggu. Menurut om, Ummi ingat apa
ia?? kok keliatannya penting”
“ gak tahu ya sayang”
Pintu kamar
dibuka, Ummi muncul dibalik pintu dengan kedua tangan yang membawa kotak yang
sudah using. Ummi tersenyum bahagia menatap Naomi. Naomi mendekati Ummi.
“ Apa itu Ummi
?”
“ benda ini telah menemani Ummi selama 3 tahun
ini. di dalam kotak ini terdapat benda-benda yang dititipkan disini sebelum mereka
meninggal”
Entah apa
sebabnya naomi tiba-tiba saja meneteskan air mata. Dengan kasar naomi langsung
menghapus air matanya.
Aku bukan anak
lemah, batin naomi
Ummi yang tak
sengaja melihatnya tak bisa berbuat apa-apa. Dia seakan mengerti walau dalam
umur Naomi masih kecil tetapi dalam berpikir, bersikap tidak seperti anak kecil
pada umumnya. Cobaan hidup yang ia
terima membuat dirinya tidak bisa
menikmati masa kanak-kanaknya.
Ummi
mengeluakan semua benda yang ada di dalam kardus. Mulai dari Agenda, CD , sepucuk surat dan album foto keluarga mereka. semuanya di susun
dengan rapi di atas meja.
Naomi
memandang benda-benda tersebut. Di
dalam hatinya berkecamuk semua perasaan yang dia simpan selama ini. Perasaan sedih, kangen, bahagia,
kesal bercampur menjadi satu.
Air mata yang sudah tidak
bisa ditahan meluncur. Mungkin hanya itu yang dapat ia ungkapkan. Menangis . Entah sudah berapa lama dia tidak
pernah menangis. Beban hidupnya begitu berat bagi anak yang mau berumur menginjak
8 tahun
Ummi memeluk erat Naomi “
Tidak ada lagi yang dapat saya lakukan selain ini. Bagi kami orang tua Naomi
adalah orang yang baik. Entah sudah berapa banyak yang beliau lakukan untuk
rumah ini ”
“ Tanpa mereka, mungkin
rumah ini akan hancur dan anak-anak yang di tampung disini akan terlantar”
kenang Ummi
“ bagaimana Ummi bisa
bertemu mereka??” tanya naomi
“
saya tidak mungkin lupa dengan kejadian itu”
10 tahun yang lalu
Suara jerit tangis
anak-anak panti asuhan begitu terdengar jelas di telinga. Semua ingin
mempertahakan rumah itu. Rumah yang menjadi tempat singgah mereka selama ini.
Seorang perempuan yang saat itu muda mencoba menghalangi orang-orang yang ingin
merampas semua kebahagian itu.
Tapi apadalah daya 10
orang berbadan tegap berhasil mengusir mereka dari rumah itu. Salah seorang
dari mereka menyeret perempuan tersebut ke jalan. Dan pada saat itulah sepasang
suami istri yang sedang asyik mengajak anak semata wayangnya bermain melihat
kejadian tersebut.
“ anda tidak apa-apa??”
tanya suami istri tersebut menghampiri
“ Ada apa iini sebenarnya
??”
“ tolong kami tuan,,
mereka iingin merampas rumah ini. Kasihan anak asuhan yang kami tampung disini”
“ Dia hutang 50juta kepada
Bos kami” ucap salah seorang dari mereka “ dan ini adalah jaminannya. Wajar
kalau kami meminta rumah ini karena mereka tidak bisa bayar”
“ tapi kan tidak begini
caranya??” sentak Yuri
“ mau apa lu?? Mau jadi
pahlawan” ucapnya sambil mendorong Yuri yang sedang menggendong misaki
untungnya Kento segera menahan tubuh istrinya agar tidak terjatuh
Kento yang geram lantas
menghajar tubuh orang yang tadi mendorong tubuh istrinya tersebut “ Ini balasan
karena anda hampir membuat istri dan anak saya celaka”
Teman-teman dari orang
tersebut ingin membalas perlakuan kento. Tetapi di terhenti karena kento
mengeluarkan cek dan beberapa lembar uang 50ribu dari dompet.
“
ini uang untuk luka pukulan itu sedangkan cek ini tolong berikan pada bos mu
itu. Jadi, hutang mereka lunas”
“ Sejak itulah mereka selalu datang memberikan kebahagiaan
untuk kami disini” akhir cerita Ummi
Naomi tersenyum “aku bangga pada orang tua ku”
“ seharusnya emang begitu. Belum tentu ada yang
mau melakukan hal tersebut padahal mereka bisa membantu”
“ iya”
“ saya bahagia dapat bertemu mereka. Sekarang
katanya kak Misaki sedang belajar di amerika. Harusnya naomi mendukung
keputusan itu. Karena jika kak misaki tidak mau belajar disana perusahaan yang
dibangun oleh orang tua Naomi dari nol akan hancur karena keegosian saja”
Naomi terdiam
“ bukannya Ummi sok tahu. Tapi ummi sering
mendengar ucapan pak Kento yang ingin agar
anak-anaknya dapat menjadi penerus mereka dan membuat perusahaan lebih
maju agar dapat menolong orang lebih banyak lagi salah satunya dengan
memperkerjakan orang-orang yang masih mengganggur atau yang lebih sederhana
lagi memberikan sumbangan kepada rumah ini”
Naomi mengangguk paham “ ya Ummi, saya paham dan
saya harus segera minta maaf pada niichan dan bilang untuk belajar yang rajin
agar dapat berguna disini”
“ anak pintar...”
Sepulang dari panti asuhan, Jun membawa naomi ke
sebuah bukit yang jauh dari keramaian kota. Naomi begitu terpesona melihat
keindahan bintang-bintang di atas langit. Di pusat kota, kejadian ini sangat
langka di temukan.
Naomi duduk sendiri karena Omnya pergi untuk membelikan
minuman. Tiba-tiba pandangan matanya tertuju pada sebuah beda yang di taruh
agak jauh dari tempat dia duduk. Naomi berdiri dan menghampiri benda tersebut.
Betapa terkejutnya dia melihat boneka malaikat
yang tersenyum sama persis yang di berikan orang misterius itu. Tangannya
meraih kertas yang terselip di tangan boneka tersebut.
Always a Smile for Today, Tomorrow and Forever
Naomi menoleh ke belakang,
di belakang ternyata ada 4 orang lelaki yang dulu pernah cari gara-gara sama
dia berdiri bersama Omnya tersebut.
“ Kenapa kalian ada
disini??”
“ kami mau minta maaf
karena dulu sudah bikin kamu kesal” maaf Ryosuke
“ trus maksud boneka ini apa?? Kok sama yang
diberikan orang misterius itu??”
“ itu semua dari kami. Kami sengaja membelikan
hadiah itu dibantu Om Jun dan kak Misaki” jawab Daiki
MISAKI . .
“ kalian kenal misaki??”
“ iya.. tapi kamu maafkan
kami”
“ iya aku maafkan” ucap
naomi setelah berpikir cukup lama
“ Kita berteman”
“ Teman.. terima kasih atas hadiahnya. Aku janji
akan simpan dan tidak akan aku simpan di kardus lagi”
“ Hah!! Kamu taruh kardus hadiah dari kita”
“ hehehhe .. maaf habis aku tidak tahu dari siapa”
Mereka lantas berpelukan dan tertawa bersama
“ dasar manusia ikan” canda daiki
“ kamu tuh manusia ikan”
“ hHHAHAHHAHHAAAAA”
Jun tersenyum lalu mengajak mereka duduk bersama
di bawah langit yang penuh bintang.
“ om.. makasih ia..”
“ buat apa??”
“ sudah bikin hari ini bahagia.. sudah bawa aku ke
panti semuanya deh..”
Jun mengangguk pelan “ iya sayang”
“ kalau niichan pulang. Aku bakal peluk dan minta
maaf atas perbuatan ku dulu”
“ kenapa tidak bilang saja sekarang”
Naomi bingung kenapa omnya berkata demikian.
Bagaimana dia menghubungi kakaknya tersebut.
“ Iya ini. Adiku yang cantik ini kok tidak mau
peluk aku sekarang”
Naomi seakaan tidak percaya apa yang di dengarnya
barusan. Dia langsung menoleh dan mendapati kakaknya sedang berdiri dengan
santainya.
“ Tadaima”
“ Okaeri”
(GAJE KHAN .....)
hehehheheee.....
Thanks dah baca
kritik dan saran berlaku kok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pembaca yang Baik adalah Pembaca yang selalu memberikan komentar walau itu hanya ucapan Terima Kasih ..
serta Pembaca yang selalu memberikan komentar dengan Kata-kata yang pantas untuk ditulis dan tidak menyinggung siapapun ,,
So,,Jangan lupa tulis Komentar kalian ya :)