GUGUR :)

Kamis, 26 April 2012

The Smiling Little Angel



Hai minnaa.....

akhirnya aku bisa muncul kembali
gak ada yang kangen ia *PLAKK

ok ok ok

hari ini aku mau share FF pertama ku yang sukses di rilis
kalau gaje sorry ia apalgi FF ini jelek banget ..


The Smiling Little Angel

            Taman Pemakaman Umum, mendengar nama itu bulu kuduk langsung merinding. Semua orang berlomba-lomba menghindari tempat itu. Karena jika kesana bakal ada kesedihan yang muncul karena berbagai alasan.
Siang itu seorang anak berumur 4 tahun berada disana. Duduk sendirian di samping dua gundukan tanah merah yang masih baru. Wajah anak itu terlihat sedih karena tadi pagi dia melihat dengan sangat jelas kedua orang tua dimasukan ke dalam gundukan tanah yang bersebelahan itu tanpa mengajak dirinya.
“Naomi, ayo pulang . .” seru lelaki yang lebih tua 5 tahun
Anak yang bernama Naomi hanya terdiam tanpa menoleh sedikitpun. Matanya yang sipit masih terus memandang makam kedua orang tuanya. Walau secara umur dia masih kecil tapi dia paham betul bahwa orang tuanya sudah pergi ke Surga dan meninggalkan dia seorang diri.
Tangan mungilnya terus memeluk boneka beruangnya. Dia tidak mau melepaskannya sejak kejadian yang merengut nyawa orangtuanya. Boneka pemberian orang tuanya tepat di hari ulang tahunnya yang ke 4.
“ Naomi” serunya lagi
Naomi menoleh. Matanya  menatap niichan tersayangnya
“ Dengerin niichan ya . otoosan dan okaasan sekarang sudah tenang di Surga. ”
“ niichan, tapi mereka gak ngajak nao?”
Misaki tersenyum “ kalau mereka ngajak nao, nanti yang berdoa buat mereka siapa?? trus kalau nao chan minta sesuatu siapa yang ngebujuk Tuhan agar ngabulin permintaan Nao”
“kalau gitu nao berharap otoosan dan okaasan bisa kembali sama kita..semoga mereka bisa ngebujuk Tuhan untuk pulang ke rumah”
Misaki sedikit terkejut dengan pernyataan adhik lucunya “ semoga aja bisa. Sekarang nao pulang ma niichan”
Naomi mengangguk pelan ” maav kami pulang dulu. Aishiteru ”
Misaki menggandeng tangan adhiknya dengan penuh cinta kasih. Walau berusaha tegar tapi Di dalam hatinya seakan hancur lagi mendengar doa adhik kecilnya itu. Sama seperti adhiknya, dia pun terpukul dengan kejadian ini apalagi harta yang di punya sekarang hanya adik perempuan.
            Naomi menoleh ke wajah kakaknya “niichan kok menangis”
            Misaki mengusap air matanya yang secara tidak sadar meluncur di pelupuk matanya “niichan gak nangis hanya kemasuka debu”
            “ sini nao tiupin matanya”
            Misaki menatap wajah adhiknya. Badannya sedikit di turunkan agar bisa tingginya setara dengan tinggi Naomi.
            “ huhh…pedih gak nii”
“ gak kok. Malah pedihnya dah sembuh karena tiupan Naomi yang manjur. .” puji Misaki
Yang dipuji malah senyum senang ” Ya donk. Adhiknya sapa dulu donk ...”
“ Pinternya adhikku ini. berarti kamu harus rajin belajar ia agar bisa jadi dokter”
Misaki memeluk Naomi erat “ nao chan, mulai hari ini niichan akan selalu jaga kamu, bahagiain kamu pokoknya semua untuk nao chan sampai niichan tidak bisa berbuat apa apa lagi. Jadi nao chan gak boleh sedih trus gak boleh nakal dan nurut ma niiichan” bisik niichan lirih
“ hai’. I’m promise.”

2 tahun kemudian
            “ ohayou niichan. . .” sapa Naomi memeluk niichan
            “ ohayou adhik ku yang cantik . . aduh kamu ini dah mau masuk SD masih aja peluk-peluk apalagi sekarang khan berat masa minta digendong trus bisa encok saya”
            Naomi mencubit badan misaki gemas “aku gak malu kok di gendong. Lagian aku gak berat, niichan”
Misaki tertawa terbahak-bahak melihat muka adhiknya yang cemberut.  Semenjak 2 tahun yang lalu dia selalu buat hari Naomi bahagia. Apapun akan dilakukan agar dia bahagia. Baginya Naomi adalah barang terindah.
            “ Hari ini nao chan ada acara apa?? ” Tanya Misaki
            “ ngapain?? Selain belajar biar masuk SD ”
“ ya udah pulang sekolah nanti niichan jemput ia??”
“ Hai” jawabnya dengan mulut yang penuh dengan roti


Tennggg…tenggg…Tenggg..
Murid-murid TK Cahaya Bunda berhamburan keluar kelas. Mereka berlomba-lomba untuk bertemu orang yang menjemput mereka dan bergegas pulang.
Naomi pun ikut keluar dengan terburu-buru karena kakaknya janji mau jemput dia di sekolah. Sesampainya di depan gerbang sekolah, Wajah kakaknya belum nampak juga. Naomi menunggu dengan sabar di depan gerbang.
5 menit
10 menit
15 menit
Kakaknya belum juga datang menjemput. Kakinya mulai kecapekan karena trus berdiri di depan gerbang, kepalanya mulai kepanasan terkena terik matahari, hatinya mulai gelisah menunggu.
Setelah 20 menit kemudian barulah kakaknya muncul sambil mengkayuh sepeda onthelnya. Keringat mengucur dengan deras di kepalanya.
“Gomen ne. niichan baru datang . .”
“daijoubu niichan.. kita istirahat sebentar. . niichan keliatan capek sekali”
Misaki turun dari sepeda dan berteduh dibawah pohon rimbun dekat. Naomi mengeluarkan botol minuman yang selalu dibawanya ke sekolah. Memang isinya sudah tidak penuh lagi tapi lumanyan buat melegakan tenggorokan.
“ doumo arigatou gonzaimasuka”
Naomi tersenyum melihat kakaknya yang langsung meminum air itu sampai habis tanpa tersisa lagi hanya dalam hitungan detik  “SEGGARRNYYAA”
Mereka lantas tertawa
“nao chan, maaf tadi niichan datang terlambat. Karena tadi beli ini dulu ” niichan mengeluarkan sebuah kado ”Otanjoubi omedetou”
Naomi memeluk erat kakak satu satunya tersebut. Tanpa sadar air matanya mengalir membasahi pipinya “ walau orang tua kita sudah tiada tapi aku bahagia karena ada niichan disampingku. jangan pernah tinggalin naomi ya nii, walau aku adalah adhik yang nakal, jelek, manja, gak mau nurut pokoknya apapun yang terjadi jangan tinggalin aku”
Niichan malah mengacak-acak rambut adhiknya “gak bakal, Karena harta berharga yang nii miliki Cuma Naomi seorang “
“arigatou”
“sekarang ayo pulang, nanti gosong loh kulit kita trus pas ketemu ayah bunda pangling mereka karna anaknya jadi gosong..hahhahahahhahaa” candanya


Selama perjalanan pulang, Naomi tidak pernah melepaskan tangannya dari pinggang kakaknya. Naomi senang karena kakaknya selalu membuat dia menjadi orang yang paling berharga.
Misaki pun merasakan hal yang sama, entah sampai kapan dia harus terus menjaga malaikat kecilnya itu. Melihat Naomi tersenyum membuat hatinya pun menjadi senang. Terkadang ada rasa sesak di dalam dadanya jika naomi teringat dengan orang tuanya.  
Ada apa ini sebenarnya??” Tanya Misaki bingung melihat rumahnya di datangi oleh orang yang tidak ia kenal
“ kalian baru datang ternyata. Ayo sini duduk kalian berdua” Jun, omnya keluar dari kamarnya
Bagai petir di siang bolong Om Jun menjelaskan tentang surat wasiat untuk mereka berdua.  Sebagian besar isi wasiat tersebut tidak ada masalah tetapi ada satu isi wasiat yang bikin Naomi langsung menangis tidak rela.
Naomi langsung memeluk Misaki dan menangis. Naomi tidak rela harus dipisahkan dengan kakaknya untuk waktu yang sangat lama jangankan jangka setahun atau dua tahun, sehari mereka berpisah kangennya sudah tidak bisa terbendung lagi. Apalagi ini bisa memakan waktu 10 tahun.
Misaki pun hanya bisa bengong. Bimbang yang dia rasakan sekarang. Di satu sisi dia tidak mau meninggalkan Naomi tapi disisi lain dia harus menjalankan amanat orag tuanya.
“niichan,, jangan tinggalkan aku”
“ niichan gak bakal tinggalin kamu . .niichan ingin sekali menolak permintaan ini tapi ini perintah dari otoosan agar belajar di amerika” bujuk niichan “Trus kalau niichan gak mau siapa yang bakal menjadi penerus perusahaan ayah selanjutnya”
“khan ada om Jin ”
“ Om Jin itu hanya pengganti sementara sampe niichan bisa menjadi penerus perusahaan ini”
“ berarti niichan lebih milih perusahaan dibandingkan adhik sendiri”
“ Bukan gitu nao chan?? kalau perusahaan bangkrut siapa yang mau kasih gaji semua pegawai” jelas niichan
“AAAAAA . . . . . Niichan pergi dari sini. . Nao benci Niichan” Naomi melempar bantal guling kearah kakaknya sehingga kakaknya keluar dan meninggalkan dia di kamar SENDIRIAN “Nii gak sayang nao lagi. Nii jahat . . Nii tega tinggalin nao sendiri”


Semenjak pertengkarannya dengan kakaknya, Naomi selalu menghindarnya hingga pada akhirnya Misaki lulus dari Harapan bangsa elementary school dan langsung berangkat ke Amerika untuk melanjutkan studinya.
Naomi sebenarnya bisa mengerti apa yang dilakukan kakaknya tapi di dalam hatinya dia tidak terima. Yah, bagi anak yang masih membutuhkan kasih sayang itu adalah hal yang lumrah.
Sebelum keberangkatannya, Misaki sempat berpamitan dan berharap agar naomi dapat membuka pintu kamarnya lalu memaafkannya. Sepucuk surat pun dia taruh di bawah pintu kamar adhiknya tersebut. Misaki hanya terdiam melihat adhiknya belum mampu memaafkannya karena keputusan ini
Jun yang melihat adegan ini pun tidak bisa berbuat apa-apa. Dia sudah berusaha membujuk Naomi tetapi tidak bisa. Jun ingin melihat kedua keponakannya itu bahagia. Ingin membatalkan wasiat ini tapi dia tidak punya hak karena kakak dan suaminya tersebut sudah mempersiapkan wasiat ini beberapa hari sebelum kecelakaan itu terjadi.
Jun memeluk Misaki. Menenangkannya dan menguatkan bahwa dia akan menjaga Naomi baik-baik.
” Maafkan Om. Om ingin membatalkan ini tapi Om tidak bisa”
” tidak apa-apa om, ini sudah amanat dan saya harus melakukannya”


Semejak itu, kehidupan Naomi berubah drastis. Dia menjadi anak yang pendiam, tidak mau bersosialisai dengan siapapun baik di rumah maupun di sekolah baru. Dia lebih suka duduk di taman sekolahnya sendirian, bermain dengan ikan-ikan yang berada di belakang sekolah. Jika di kelaspun Naomi lebih suka duduk sendirian tanpa ada yang menemani.
Dia masih trauma dengan kejadian yang selalu buat hatinya sakit. Dia tidak mau ada orang yang dekat dengannya karena takut suatu saat nanti bakal di campakkan lagi. Sama seperti kepergian ayah dan bunda trus kakaknya. Dia berusaha melakukan apapun yang dia inginkan tanpa bantuan orang lain.
  Naomi, mana kelompok mu sayang??” Tanya bu Guru
“ gak ada ”
Ibu guru yang tahu kondisi Naomi hanya bisa sabar dan terus menyunggingkan senyumnya “ iya  ibu tahu. Nao anak pintar tapi ini khan tugas kelompok. Jadi harus ada donk temen dalam tugas ini”
“ Gak Mau ” tolak Naomi Tegas
“ cuekin aja bu. Dia emang sok pinter ” celetuk seseorang dari kursi belakang
“ ya bu.. buat apa ngeladeni anak macam dia  buang-buang waktu” timpal temannya yang lain
“ssttt.. diam kalian semua”


“ Ini saya kasih makan” memberikan makanan ikan ke kolam yang ada di taman sekolah
Puluhan ikan menyerbu makanan yang disebar Naomi.
“makan yang banyak ia. . jadi kalian gak bisa tinggalin aku sendiri”
“ Kamu Gila ia.. bicara kok sama Ikan??” ucap seseorang dibalik badannya
Naomi menoleh kebelakang. Dan disitulah empat anak laki-laki berdiri dihadapannya. Merasa terusik dengan kedatangan mereka, Naomi langsung berdiri. Matanya begitu tajam melihat ke empat anak laki-laki itu.
“ mau apa kalian??”
“ santai donk. Kita gak ada maksud apa-apa kok. Cuma penasaran aja kok ada yang ngobrol ma ikan, iya khan teman-teman?” ucap anak itu lagi
“ betul banget Ryosuke. Mana ada yang bisa mengerti bahasa ikan kecuali . . . .” timpal temennya
“ Manusia Ikan    Hhahhahhahahhaha” Jawab mereka kompak
Naomi kesal dengan tingkah mereka. Dia ingin memukul mulut mereka tapi dia ingat bahwa  dia bukan anak yang mudah emosi daripada meladeni mereka lebih baik diam nanti juga mereka capek-capek sendiri.
“ sudah selesai ngatain orang?? Kalau sudah silahkan pergi dari sini, kalau kalian belum selesai biar aku yang akan pergi dari sini”
“ heh???” anak judes itu langsung tertohok
Karena belum mendapat respon, Naomi langsung pergi meninggalkan mereka yang melongo heran.


 “ Kok ada ce orang-orang kayak mereka . RESE. Suka-suka aku donk mau ngomong sama siapa aja. .” gerutu naomi kesal dengan tingkah ke empat anak tersebut “ kok mereka yang ngomel. . aku khan gak ngerugiin mereka”
Naomi berjalan menuju kelasnya. Raut wajahnya terlihat dengan sangat jelas menampakkan kalau saat ini dia sedang kesal.
Sesampainya di depan kelas,  Dia memilih duduk tidak jauh dari pintu kelas karena system sekolah yang melarang siapaun masuk kelas sampai istirahat selesai membuat Naomi hanya bisa terdiam menunggu bel masuk. Matanya melihat teman-temannya main bersama tanpa mengajak dirinya. Awalnya mereka selalu ngajak Naomi main bersama mereka tetapi dia menolak hingga membentak jika mereka memaksa.
Jadi ya sekarang dia sendirian. Gak ada siapapun dari teman-teman sekelasnya yang mau berteman dengannya apalagi melihat sikapnya yang menolak kehadiran mereka. Malah tak jarang mereka mengejek, menjahilinya dan membuatnya marah.


Di tempat yang berbeda, keempat anak laki-laki itu masih berada disana . mereka sibuk membahas perlakuan naomi yang membuat mereka heran .
“ anak aneh” ucap judes itu yang bernama Ryosuke
“ cuekin aja deh ” timpal Daiki sambil mengunyah permen “emang dia aneh kok”
“ bener banget daiki..masa dijaman modern gini masih ada aja yang mau temenan ma ikan”
“ aku sering loh liat dia duduk disini..dan sendirian pula. Apa mungkin dia tidak punya temen ia… hahhahahhahaha” ejek ryutaro
“ mana ada orang yang mau temenan ma cewek aneh kayak dia”
Daiki tertawa mendengar ucapan ryosuke “ setuju ”
“ tapi guys,  emang kita yang salah juga cee. Wajar donk kalau dia marah” bela Kei yang sedari tadi diam saja
“ waduh ada yang naksir sama cewek itu ini ??” sindir daiki
“ bukan gitu …”
Ryosuke baru menyadari bahwa salah satu temannya ternyata diam dan tidak ikut mengejek Naomi.
“ lalu???”
Kei menggeleng pelan “ gak. Aku Cuma kasihan saja sama anak itu”
“ anak itu?? Siapa” Tanya ryosuke
“ Naomi lah ..”
Ryosuke tambah bingung “who is naomi??”
“ anak perempuan yang tadi kita goda itu ..” jelas Kei yang langsung mendapat reaksi anggukan dari teman-temannya.
“ waduh ternyata kamu kenal anak itu”
“ kenal secara langsung sih tidak. Cuma sekedar tahu aja”
“ maksudnya?” ryutaro penasaran
“ Orang tuanya sudah meninggal saat dia masih kecil karena kecelakaan. keluarganya cuma kakak laki-lakinya itupun pergi ke amerika untuk melanjutkan sekolahnya”
“ tahu dari mana masalah ini?” daiki heran
“ kebetulan kakaknya Naomi adalah sahabat kakakku”
“ kak Yuya??”
Kei mengangguk pertanda bahwa tebakan ryutaro benar
“ denger-denger sekarang dia tinggal sama omnya. Padahal dulu dia ceria tapi setelah kakaknya pergi dia berubah jadi pendiam ”


“ naomi chan,,wake up” ucap Jun membangunkan keponakannya
“ doushita?? Ini masih pagi om . .”
“ loh kamu ini gimana ce?? Kita khan mau pergi ..”
“ kemana?? Aku males ikut. Om saja pergi sendiri”
“ c’mon honey”
Dengan sedikit paksaan, Naomi akhirnya menurut untuk bangun dari tempat tidurnya dan bergegas masuk kamar mandi.
Sepuluh menit kemudian, Naomi keluar dari kamar mandi. Omnya  ternyata masih berada di kamarnya sibuk mengacak-acak kardus besar yang berisi hadiah dari orang yang tidak dikenalnya.
“ Waduh secret admirer mu hebat juga ya. Setelah sebulan yang lalu muncul kado yang isinya boneka malaikat di depan rumah, ternyata orang itu selalu mengirimkan kamu hadiah-hadiah ini”
“ ya om.. aku juga penasaran ma tuh orang. Pokoknya setelah aku temukan orang itu barang-barang ini akan aku kembalikan”
“ Jangan donk. Dia khan menginginkan hadiah ini buat kamu khan. Nanti dia sedih loh kalau barang-barang ini kamu kembalikan”
“ Biarin . .  om keluar sana. Aku mau ganti baju”
Jun menuruti perintah keponakannya untuk keluar kamar.
Di dalam kamar, Naomi memandangi kardus besar itu. Dia berpikir siapa orang yang mau memberikan hadiah-hadiah itu untuknya? Apa Omnya sendiri?? tapi pas ditanya malah terlihat bingung, Apa niichan?? Tapi dia khan di amerika gak mungkin dia tiap hari kirim hadiah-hadiah ini apalagi semua hadiah ini selalu muncul di depan rumah pagi-pagi sekali.
Naomi mengambil boneka malaikat yang menjadi kiriman pertamanya itu, malaikat yang sangat cantik, lucu, dan selalu tersenyum. Mirip dia dulu selalu tersenyum bahagia. Senyuman itu seakan menghilang dari diri Naomi.
Naomi seaakan baru tersadar jika hari ini tidak ada kiriman dari orang itu. Sekarang dia malah berpikir apa orang itu sakit sehingga tidak bisa mengirimkan hadiah lagi? Apa dia meninggal?? Apa dia bosan?? jadinya sudah malas mengirimkan hadiah lagi. Pikiran buruk tentang orang itu melayang-layang dipikirannya.
“ Nao ayo berangkat ..”
“ ya om.. ak turun sekarang”


“ mau kemana kita??” Tanya Naomi stelah 30 menit hanya berkeliling tanpa ada tujuan yang jelas
“ kita berlibur ..TITIK”
Naomi merengut kesal pada Omnya tersebut karena sudah di paksa bangun terus pergi tanpa tahu tujuan bikin. Naomi pindah dari kursi depan ke kursi belakang .
“ Nao mau ngapain?” Tanya Jun yang duduk dikursi pengemudi
“ Tidur di kursi belakang”
“ trus om gimana?? Masa om dikira sopir kamu ??”
Naomi bersikap cuek dengan omelan omnya dan langsung melanjutkan tidurnya yang tadi terganggu
“ oyasumi”
Naomi sempet melihat wajah omnya yang sekarang merengut tapi dia tak peduli . siapa duluan yang ngajak tengkar .
         
           
            “ Nao sekarang lagi tidur. kalian dimana??” ucap Rio
            “ lagi dijalan. Tolong bantuannya ya pak” jawab seseorang di ujung telepon
            Rio  mematikan Hapenya.
Om harap kamu bisa kembali seperti dulu lagi” ucapnya lirih “kakak, semoga kamu bahagia Surga. Biar mereka berdua aku akan rawat selalu .”


“ Naomi bangun . kita sudah sampai .”
“ unn..”
Naomi turun dari mobil dengan kondisi masih belum sadar sepenuhnya. Matanya yang masih sedikit tertutup dan mulutnya yang menguap pertanda bahwa dia masih ingin tidur lagi.
Jun lantas menarik tangan Naomi masuk ke dalam sebuah restoran.
“ ngapain kita kesini ”
Om laper . kita makan ia”

           
           Entah apa yang dilakukan adhik kandung dari mamanya ini. Kayaknya omnya ini gak ada tujuan deh. Kerjaannya memainkan stir mobilnya tanpa tahu tujuan yang di tuju. Masuk dan keluar tol aja dari tadi. Naomi hanya bisa bersabar tidak mungkin kan dia turun dari mobil dan ditinggal begitu saja.
            Mobil berhenti di sebuah rumah yang jauh dari kesan mewah. Mungkin jika dibandingkan rumahnya masih 10x lebih bagus rumahnya. Seorang anak perempuan berlari menghampiri mobil. Omnya segera turun dari mobil dan langsung memeluk anak perempuan itu.
            “ akhirnya bapak datang.. kami kangen”
            “ waduh pada kangen ternyata”
“ kangen banget”
Naomi bingung kenapa dia dibawa ke tempat ini. Dia ingin bertanya pada Omnya tetapi Omnya tersebut sudah di kelilingi oleh anak-anak lain. Terpaksa dia mengurungkan niatnya dan berusaha mencari tahu sendiri
Jun berjalan ke belakang mobilnya dan membuka bagasi. Di dalam bagasi ternyata ada bermacam-macam hadiah mulai dari mainan sampe alat-alat tulis yang kemarin Naomi pilih di Mall.
“ayo masuk naomi” ajak Jun
Naomi masuk ke dalam rumah. Ternyata anak-anak tadi hanya sebagian. Didalam rumah masih banyak anak-anak kecil mulai dari bayi.
Seorang perempuan lanjut usia keluar dari kamar dan langsung menemui mereka.
“ Selamat Datang”
“ Ummi, sudah lama tidak berjumpa??maaf saya datang lagi kesini”
“ tidak apa-apa. kami malah senang karena telah membuat anak-anak ini bahagia dan merasakan kasih sayang anda”
“ ahh.. umi bisa saja.. disini kami cuma mau berbagi rezeki buat adhik-adhik disini dan meminta doanya agar kami sekeluarga selalu dilindungi Tuhan” lanjut Jun
Perempuan yang dipanggil Umi tersebut tersenyum .
“ ini siapa??” Tanya Umi menyadari kehadiran naomi
“ ini keponakan saya . Naomi Okamoto namanya” Jun memperkenalkan dirinya
“ halo Naomi, ternyata kamu sudah besar” sapa Ummi
Naomi tidak menjawab. Dia malah pergi ke luar rumah meninggalkan Ummi yang heran.


“ Nao stop” teriak Jun “ kamu ini kenapa sih?”
“ aku bingung ma Om. Kenapa saya dibawa kemari” Naomi kesal
Jun memeluk keponakannya tersebut “ nao, ini adalah kali pertama kamu datang ke tempat ini. om paham kamu pasti bingung. Tapi tidak begini caranya”
“ kamu tahu sayang, disini adalah tempat anak-anak yang di telantarkan orang tuanya karena orang tuanya mungkin tidak mengharapkan kehadiran mereka dengan alasan apapun” lanjutnya “ ada diantara mereka yang ditinggalkan didepan panti, bahkan tong sampah saat mereka masih bayi. Mereka kekurangan kasih sayang orang tua. Kamu maukan menyayangi mereka??”
Naomi tidak bergeming
“ ayo masuk dan tunjukan bahwa kamu menyayangi mereka” ajak Omnya
Naomi tetap tidak bergerak dari tempatnya
” ada apa ??”
“ aku takut ”
            “ takut kenapa??”
“ takut jika aku terlalu menyayangi mereka, mereka akan meninggalkan aku sendiri. Sama seperti mereka yang pergi begitu saja”
“ om yakin mereka tidak akan begitu . . kalau masalah orang tua mu, kamu pasti bisa bertemu mereka kembali jika waktunya sudah datang. Niichan juga akan pulang lalu bercanda bersama seperti dulu. Percayalah ..”


“ Maafkan saya”
“ tidak apa-apa. Ummi paham”
Mimik wajah Naomi tetap tidak berubah. Ummi memakluminya..
Ummi lantas mengajak Naomi duduk di pangkuannya. Naomi menurut setelah sedikit paksaan dari Om Jun.
“ ternyata anaknya pak Kento dan ibu Yuri sudah besar ia. Sayang mereka tidak bisa melihat secara langsung bahwa anak bungsunya tumbuh secantik ini mirip ibunya”
Naomi terkejut bahwa Ummi kenal dengan orang tuanya “ anda kenal dengan orang tua saya??”
“ kenal lah. Orang tua Naomi selalu datang ke tempat ini. Naomi kecil dan kak misaki juga pernah dibawa kesini tetapi saat itu Naomi masih bayi jadi Naomi tidak ingat ” lanjut Ummi mengenang masa lalu bersama orang tuanya “ Ummi sering di kasih oleh-oleh dari jepang kalau kalian pergi ke jepang ke tempat kelahiran ayah naomi ”
“ orang tuaku seperti apa?”
“ seperti apa ia.. Bu yuri itu cantik seperti kamu dan pak Kento cakep seperti kak misaki trus mereka baik, selalu menolong, ramah, sayang ma kalian berdua… oia ummi hampir saja lupa ..” ucap ummi teringat sesuatu. Ummi lantas berdiri dan masuk ke dalam kamar “ tunggu sebentar”


Di dalam kamar, Ummi mencari sesuatu yang dia simpan selama  3 tahun ini. Ummi merasa sudah saatnya Ummi memberikan barang itu yang setia menemaninya kepada orang yang berhak menyimpannya.
“ Dimana ia. Aku kok bisa lupa menyimpannya”
Ummi mencari ke dalam lemari yang berisi file-file yang berisi data panti asuhan tapi tidak menemukannya. Beliau mencari ke dalam lemari pakaiannya. Tangannya meraba-raba setiap celah yang ada sambil berharap menemukan barang tersebut. Barang itu tetap tidak ditemukan.
Ummi terdiam sejenak mengingat terakhir kali  ia melihat benda itu.
25 detik pertama belum ada tanda-tanda
1 menit berlalu, Ummi masih belum ingat
2 menit
“ Ya Tuhan,, saya ingat sekarang benda itu ada di ..” tangan Ummi langsung menyerbu sebuah kotak yang ada di atas lemari pakaiannya.
“ Syukurlah masih ada ” Ummi memmbersihkan debu yang menempel di kotak itu


Pintu kamar masih belum terbuka. Kelihatannya Ummi belum menemukan barang yang dicarinya. Nanmi terlihat gelisah karena penasaran.
Jun  yang tidak tahu masalahnya hanya bingung melihat keponakannya gelisah di depan kamar Ummi.
“ doushita??”
“ daijoubo, Ummi tadi ingat sesuatu trus aku disuruh tunggu. Menurut om, Ummi ingat apa ia?? kok keliatannya penting”
“ gak tahu ya sayang”


Pintu kamar dibuka, Ummi muncul dibalik pintu dengan kedua tangan yang membawa kotak yang sudah using. Ummi tersenyum bahagia menatap Naomi. Naomi mendekati Ummi.
“ Apa itu Ummi ?”
“ benda ini telah menemani Ummi selama 3 tahun ini. di dalam kotak ini terdapat benda-benda yang dititipkan disini sebelum mereka meninggal”
Entah apa sebabnya naomi tiba-tiba saja meneteskan air mata. Dengan kasar naomi langsung menghapus air matanya.
Aku bukan anak lemah, batin naomi
Ummi yang tak sengaja melihatnya tak bisa berbuat apa-apa. Dia seakan mengerti walau dalam umur Naomi masih kecil tetapi dalam berpikir, bersikap tidak seperti anak kecil pada umumnya.  Cobaan hidup yang ia terima membuat  dirinya tidak bisa menikmati masa kanak-kanaknya.
Ummi mengeluakan semua benda yang ada di dalam kardus. Mulai dari Agenda, CD , sepucuk surat dan album foto keluarga mereka. semuanya di susun dengan rapi di atas meja.
Naomi memandang benda-benda tersebut. Di dalam hatinya berkecamuk semua perasaan yang dia simpan selama ini. Perasaan sedih, kangen, bahagia, kesal  bercampur menjadi satu.
            Air mata yang sudah tidak bisa ditahan meluncur. Mungkin hanya itu yang dapat ia ungkapkan.  Menangis . Entah sudah berapa lama dia tidak pernah menangis. Beban hidupnya begitu berat bagi anak yang mau berumur menginjak 8  tahun
            Ummi memeluk erat Naomi “ Tidak ada lagi yang dapat saya lakukan selain ini. Bagi kami orang tua Naomi adalah orang yang baik. Entah sudah berapa banyak yang beliau lakukan untuk rumah ini ”
            “ Tanpa mereka, mungkin rumah ini akan hancur dan anak-anak yang di tampung disini akan terlantar” kenang Ummi
            “ bagaimana Ummi bisa bertemu mereka??” tanya naomi
            “ saya tidak mungkin lupa dengan kejadian itu”


10 tahun yang lalu
            Suara jerit tangis anak-anak panti asuhan begitu terdengar jelas di telinga. Semua ingin mempertahakan rumah itu. Rumah yang menjadi tempat singgah mereka selama ini. Seorang perempuan yang saat itu muda mencoba menghalangi orang-orang yang ingin merampas semua kebahagian itu.
            Tapi apadalah daya 10 orang berbadan tegap berhasil mengusir mereka dari rumah itu. Salah seorang dari mereka menyeret perempuan tersebut ke jalan. Dan pada saat itulah sepasang suami istri yang sedang asyik mengajak anak semata wayangnya bermain melihat kejadian tersebut.
            “ anda tidak apa-apa??” tanya suami istri tersebut menghampiri
            “ Ada apa iini sebenarnya ??”
            “ tolong kami tuan,, mereka iingin merampas rumah ini. Kasihan anak asuhan yang kami tampung disini”
            “ Dia hutang 50juta kepada Bos kami” ucap salah seorang dari mereka “ dan ini adalah jaminannya. Wajar kalau kami meminta rumah ini karena mereka tidak bisa bayar”
            “ tapi kan tidak begini caranya??” sentak Yuri
            “ mau apa lu?? Mau jadi pahlawan” ucapnya sambil mendorong Yuri yang sedang menggendong misaki untungnya Kento segera menahan tubuh istrinya agar tidak terjatuh
            Kento yang geram lantas menghajar tubuh orang yang tadi mendorong tubuh istrinya tersebut “ Ini balasan karena anda hampir membuat istri dan anak saya celaka”
            Teman-teman dari orang tersebut ingin membalas perlakuan kento. Tetapi di terhenti karena kento mengeluarkan cek dan beberapa lembar uang 50ribu dari dompet.
            “ ini uang untuk luka pukulan itu sedangkan cek ini tolong berikan pada bos mu itu. Jadi, hutang mereka lunas”

“ Sejak itulah mereka selalu datang memberikan kebahagiaan untuk kami disini” akhir cerita Ummi
Naomi tersenyum “aku bangga pada orang tua ku”
“ seharusnya emang begitu. Belum tentu ada yang mau melakukan hal tersebut padahal mereka bisa membantu”
“ iya”
“ saya bahagia dapat bertemu mereka. Sekarang katanya kak Misaki sedang belajar di amerika. Harusnya naomi mendukung keputusan itu. Karena jika kak misaki tidak mau belajar disana perusahaan yang dibangun oleh orang tua Naomi dari nol akan hancur karena keegosian saja”
Naomi terdiam
“ bukannya Ummi sok tahu. Tapi ummi sering mendengar ucapan pak Kento yang ingin agar  anak-anaknya dapat menjadi penerus mereka dan membuat perusahaan lebih maju agar dapat menolong orang lebih banyak lagi salah satunya dengan memperkerjakan orang-orang yang masih mengganggur atau yang lebih sederhana lagi memberikan sumbangan kepada rumah ini”
Naomi mengangguk paham “ ya Ummi, saya paham dan saya harus segera minta maaf pada niichan dan bilang untuk belajar yang rajin agar dapat berguna disini”
“ anak pintar...”

Sepulang dari panti asuhan, Jun membawa naomi ke sebuah bukit yang jauh dari keramaian kota. Naomi begitu terpesona melihat keindahan bintang-bintang di atas langit. Di pusat kota, kejadian ini sangat langka di temukan.
Naomi duduk sendiri karena Omnya pergi untuk membelikan minuman. Tiba-tiba pandangan matanya tertuju pada sebuah beda yang di taruh agak jauh dari tempat dia duduk. Naomi berdiri dan menghampiri benda tersebut.
Betapa terkejutnya dia melihat boneka malaikat yang tersenyum sama persis yang di berikan orang misterius itu. Tangannya meraih kertas yang terselip di tangan boneka tersebut.
Always a Smile for Today, Tomorrow and Forever
            Naomi menoleh ke belakang, di belakang ternyata ada 4 orang lelaki yang dulu pernah cari gara-gara sama dia berdiri bersama Omnya tersebut.
            “ Kenapa kalian ada disini??”
            “ kami mau minta maaf karena dulu sudah bikin kamu kesal” maaf Ryosuke
“ trus maksud boneka ini apa?? Kok sama yang diberikan orang misterius itu??”
“ itu semua dari kami. Kami sengaja membelikan hadiah itu dibantu Om Jun dan kak Misaki” jawab Daiki
MISAKI . .
“ kalian kenal misaki??”
            “ iya.. tapi kamu maafkan kami”
            “ iya aku maafkan” ucap naomi setelah berpikir cukup lama
“ Kita berteman”
“ Teman.. terima kasih atas hadiahnya. Aku janji akan simpan dan tidak akan aku simpan di kardus lagi”
“ Hah!! Kamu taruh kardus hadiah dari kita”
“ hehehhe .. maaf habis aku tidak tahu dari siapa”
Mereka lantas berpelukan dan tertawa bersama
“ dasar manusia ikan” canda daiki
“ kamu tuh manusia ikan”
“ hHHAHAHHAHHAAAAA”
Jun tersenyum lalu mengajak mereka duduk bersama di bawah langit yang penuh bintang.
“ om.. makasih ia..”
“ buat apa??”
“ sudah bikin hari ini bahagia.. sudah bawa aku ke panti semuanya deh..”
Jun mengangguk pelan “ iya sayang”
“ kalau niichan pulang. Aku bakal peluk dan minta maaf atas perbuatan ku dulu”
“ kenapa tidak bilang saja sekarang”
Naomi bingung kenapa omnya berkata demikian. Bagaimana dia menghubungi kakaknya tersebut.
“ Iya ini. Adiku yang cantik ini kok tidak mau peluk aku sekarang”
Naomi seakaan tidak percaya apa yang di dengarnya barusan. Dia langsung menoleh dan mendapati kakaknya sedang berdiri dengan santainya.
“ Tadaima”
“ Okaeri”


(GAJE KHAN .....)
hehehheheee.....
Thanks dah baca
kritik dan saran berlaku kok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca yang Baik adalah Pembaca yang selalu memberikan komentar walau itu hanya ucapan Terima Kasih ..
serta Pembaca yang selalu memberikan komentar dengan Kata-kata yang pantas untuk ditulis dan tidak menyinggung siapapun ,,


So,,Jangan lupa tulis Komentar kalian ya :)