saatnyapost ff yang agak panjang ia
semoga suka
sebelum baca saya mau nngetin kalau di dalamnya ada adegan yang tidak baik ditonton untuk anak kecil apalgi yang masih SD.. jadi sebelum baca .. tolong diperhatikan baik-baik aturan ini....
Cast :
-
Naomi
Narozawa
-
Keito
Okamoto
-
Ryosuke
Yamada
-
Misaki
Narozawa
-
Yuuri
Yamada
My Love Story
“ kita putus
sekarang”
“ Nande?? Apa salah saya??” Tanya Naomi begitu
mendengar kata putus dari orang yang disayanginya
Ryosuke
terdiam
“ Nande??” air
mata Naomi mengalir membasahi pipinya “ tolong jelaskan masalahnya apa?? Biar
bisa diperbaiki hubungan ini”
Ryosuke tetap
terdiam, dia lantas memeluk orang yang sebenarnya masih di cintainya “gomen. Aku mencintai perempuan lain”
Naomi lantas melepaskan pelukannya dengan Ryosuke
“ kamu jahat”
PLAKK, sebuah tamparan mendarat di pipi ryosuke.
Naomi lantas pergi meninggalkan ryosuke. Berlari
sambil terus menangis menahan rasa sakit yang ia rasa.
Disisi lain, Ryosuke hanya berdiri diam di tempat
itu. Pipinya memang terasa panas dan sakit tapi tidak sebanding dengan rasa
sakit yang barusan ia katakan dan melihat wajah cantik Naomi menangis.
↔↔↔↔↔↔↔↔
Naomi terus saja menangis.
Dia tetap tidak terima dengan keputusan Ryosuke. Dia tidak terima dengan alasan
Ryosuke.
Perempuan mana yang sudah membuat hati pacarnya
berpaling dari dirinya, batin Naomi
“ neechan??”
ucap Misaki di luar kamar “nee baik-baik saja?? aku masuk ia”
Naomi tidak menjawab. Dia memilih tidak mendengar
panggilan adhiknya dan menutupi wajahnya dengan bantal.
Misaki masuk ke dalam kamar kakaknya tersebut
sambil membawa makanan yang dibuat olehnya.
“ nee, makan ia..”
Naomi menggelengkan kepala “ aku tidak lapar. Bawa
keluar makanannya, Tolong”
“ nee, harus makan. nanti sakit gimana?”
Naomi tidak menjawab. Pikirannya melanyang teringat
kejadian itu.
Misaki menarik bantal yang menutupi wajah kakaknya
tersebut. Dan benar saja perkiraannya wajah Naomi begitu pucat dengan mata
sembab masih terlihat jelas. Bulir-bulir bekas air mata masih berada pipinya.
“ nee?? doushita??”
“ aku…aku” jawabnya
terbata-bata “aku benci orang itu”
“ dare desu ka??”
Naomi terdiam lagi
“ PERGI DARI SINI” sentak Naomi mengusir Misaki
dari kamarnya “ keluar dari kamar. Aku pingin sendiri”
“ nee, kenapa?? kok
marah??”
Naomi melemparkan barang-barang yang ada di
sekitarnya kepada adhiknya agar keluar
dari kamarnya. Misaki pun menghindar dari amukan sang kakak. Dia memilih
membiarkan kakaknya sendiri daripada kakaknya membuat badannya sakit akibat
terkena lemparan benda.
Sebelum menutup pintu kamar, Misaki berpesan jika
kakaknya sudah tenang bisa langsung ceriita kepadanya. Misaki akan terus
menunggu cerita dari neechannya tersebut.
↔↔↔↔↔↔↔↔
“ moshi moshi keito kun”
“ doushita Misaki??”
jawab Keito di ujung seberang telepon
“ begini nii, bisa datang kemari. ada
masalah gawat”
“ nande??”
“ neechan dari kemarin
siang mengurung terus di kamar”
“ ok Misaki. aku kesana
sekarang”
“ arigatou niichan”
↔↔↔↔↔↔↔↔
Keito segera menutup teleponnya. Dia bergegas ke
kamarnya untuk mengambil tas dan kunci mobilnya.
“ mau kemana kamu??” Tanya seorang perempuan paruh
baya
“ ke rumah Naomi. dia lagi ada masalah” jawabnya “ kayaknya aku
bakal lama disanaa. ibu disini sendirian tidak masalah kan??”
Setelah berpamitan dengan ibunya, Keito segera
berangkat ke rumah Naomi dengan menaiki mobil sport berwarna biru kesukaannya.
Sesampainya disana, dia sudah disambut oleh Misaki
yang khawatir atas kondisi kakaknya.
“ douishita??”
“ kemarin tiba-tiba saat neechan pulang, dia sudah
menangis dan sampai sekarang masih begitu” jelas Misaki
“ lalu dimana dia sekarang??”
“ di kamar. onegai niichan”
Keito segera menuju kamar Naomi yang berada di
lantai 2. Saat Keito masuk,
kamar Naomi begitu berantakan. Sampah tissue berserakan dimana-mana. Melihat kondisi kamar dapat
disimpulkan bahwa pemilik kamar memang sedang depresi.
Keito menemukan Naomi duduk di tempat tidur. Wajahnya
terlihat begitu pucat. Matanya yang sembab menatap kosong ke depan. Keito hanya
bisa terpaku memandang kondisi orang yang dia anggap sebagai adhiknya tersebut.
“ doushita Nao??” Tanya Keito pelan
Naomi tidak bergeming . dia seakan tidak mendengar
ucapan Keito.
Keito mencoba tersenyum. Dia lantas memeluk Naomi
“ doushita ?? cerita donk . .”
Naomi menatap wajah Keito sebentar dan kembali
pada khayalannya “ aku benci dia . .”
“ dare?? ”
“ aku benci dia…” teriak naomi “ aku kecewa”
Keito menarik badan Naomi agar dapat menatap wajahnya
dengan jelas “ siapa yang kau maksud? Ryosuke kah??”
Naomi tidak menjawab. Dia malah berdiri dan meninggalkan
di kamarnya. Keito pun
langsung mengikuti kemana naomi akan pergi.
“ kamu mau kemana??” Tanya Keito bingung melihat
Naomi hanya mondar mandir saja
PRAANGGGG . . .. . . .
Suara benda terjatuh yang berasal dari dalam kamar
mandi.
“ Naomi buka kamar mandinya?? kamu tidak apa-apa .
. .Misaki” ucap Keito panik
Keito
menggedor pintu kamar mandi seraya memanggil Naomi yang berada di dalam. Dia berusaha membuka pintu kamar mandi
yang terkunci dari dalam.
Misaki berlari menghampiri Keito “ nande niichan??”
“ Bantu niichan dobrak pintu ini. Sepertinya terjadi
sesuatu dengan Naomi di dalam sana”
Mereka berdua lantas mendobrak pintu kamar mandi
dan melihat Naomi sedang berusaha mencoba bunuh diri di dalam Bathtub dengan kondisi
basah kuyup tersiram air yang berasal dari shower.
Misaki hanya bisa diam melihat perilaku neechannya
tersebut. Dia tidak menyangka neechan dapat berbuat sejauh itu.
“ Hentikan Naomi” teriak Keito yang langsung
mengambil serpihan kaca yang dipegang Naomi untuk bunuh diri
Darah segar mulai mengucur dari tangan kanan Naomi
“
Kembalikan Keito. aku mohon” Naomi meronta sejadi-jadinya “ lebih baik aku mati
saja”
Keito tidak peduli dengan raungan Naomi. Serpihan
yang tadi di rebutnya langsung diberikan pada Misaki “ buang ini sekarang”
Tangan Misaki gemetar ketika mengambil barang
tersebut. Dia langsung berlari keluar kamar mandi dan segera membuang barang
yang hampir merenggut nyawa kakaknya.
Misaki segera kembali ke dalam kamar mandi. Dan
melihat keito sedang memeluk Naomi yang masih meronta.
“ Nee ada apa dengan mu??kenapa kau begini??”
Tanya Misaki yang sudah tidak kuat lagi menahan air matanya melihat kondisi
kakaknya
Selang beberapa menit kemudian, Naomi mulai
terlihat tenang. Dia tidak lagi meronta seperti tadi. Walau air mata masih saja
mengalir.
“ Misaki ,
tolong ambilkan p3k” pinta keito pelan
Misaki segera menurutinya. Dia dibantu Keito
dengan tanggap memberikan pertolongan pertama untuk menghentikan pendarahan di
tangan Naomi. Untungnya luka
tersebut tidak terlalu dalam sehingga tidak sampai kena urat nadi.
“ Sudah tidak apa-apa” Keito menenangkan saat
Naomi sedikit berontak
“ Selesai
..” misaki tersenyum “ untung tidak dalam lukanya. Aku rasa dengan begini saja
cukup untuk menghentikan pendarahannya”
“ Balik ke kamar yuk” Keito melepaskan pelukannya
“ Naomi. . . .”
“ Gomen ne” Naomi pelan dan membiarkan tubuhnya terkulai
lemas dipelukan Keito
“ Naomi..Naomi…Sadarlah…Naomi..” panggil Keito
seraya berusaha menyadarkannya
Naomi tidak bergeming. Karena terlalu lelah, dia
pingsan.
“ Ada apa dengan neechan?” Misaki khawatir melihat
kakaknya tidak bangun-bangun
“ Sepertinya dia kelelahan lalu pingsan”
Keito segera mengangkat tubuh Naomi dan membawanya
ke kamar. Dengan cekatan dia membuka baju Naomi lalu menggantikannya dengan baju
kering yang sudah disiapkan Misaki.
“ Ada apa dengan kamu, Naomi sayang” bisiknya
lirih
↔↔↔↔↔↔↔↔
Misaki membersihkan puing-puing cermin yang pecah
tadi. Air matanya mengalir
lagi membasahi pipinya.
“ neechan..” isaknya
pedih
Keito yang hendak ke
dapur, tertegun melihat Misaki menangis pilu di kamar mandi yang letaknya tidak
jauh.
“ Misaki”
Misaki segera
menghapus air matanya dan berbalik memandang orang yang tadi memanggilnya “
doushita??”
“ are you okay??”
Tanya keito
“ yeah.. I’m okay. Daijoubu” Misaki
tersenyum “ niichan, thank for your help”
Keito menghampiri
Misaki “ buat apa??”
“ hmm..buat semuanya.
Kalau tidak ada niichan mungkin…kejadian buruk akan terjadi pada neechan”
Misaki melanjutkan pekerjaannya
“ Tenang aja. Aku
melakukannya ikhlas kok. Karena aku sayang kalian”
Misaki terdiam.
Wajahnya menunduk ke bawah. Kedua tangannya berusaha menutupi wajahnya yang
mulai menangis “ Aku lelah niichan”
“ Misaki…”
Misaki tidak
menjawab. Yang ingin dia lakukan adalah menangis. Melepaskan beban yang
ada di hatinya. Keitopun membiarkan Misaki menangis dan menunggu sampai dia
tenang.
↔↔↔↔↔↔↔↔
Hari sudah semakin larut, dengan kondisi lelah dan
mengantuk Keito terus terjaga sambil terus mengawasi Naomi. Misaki juga sudah
kembali ke kamarnya. Kondisi Misaki yang masih shock dengan kejadian tadi
membuat Keito tidak bisa menyuruh Misaki untuk bergantian menjaga Naomi.
“ Jangan Pergi. Jangan
tinggalin aku” igau Naomi mengagetkan Keito yang hampir terlelap
“ Naomi”
“ Aku tidak mau sendiri.. tolong jangan tinggalin
aku, Ryosuke” igaunya lagi
Naomi begitu tidak tenang. Dia gelisah. Badannya
terus bergerak kesana kemari.
“ Sadarlah Naomi” panggil Keito
Mata Naomi perlahan-lahan terbuka. Di depan
matanya terlihat wajah Keito yang khawatir
“ Keito kun . . .” ucap Naomi tidak tenang “
barusan aku mimpi buruk”
“ Tenanglah. Tidak ada yang pergi ninggalin kamu. Itu hanya
mimpi buruk saja” Keito segera mengambil gelas yang berada di dekatnya “
sekarang bagaimana keadaanmu??”
“ pusing”
“ ya sudah, istirahat lagi. Ini minum dulu” Keito
membantu Naomi yang masih lemas untuk duduk.
Tanpa sengaja tangan Keito memegang pipi Naomi
yang panas. Keito langsung memegang kening dan leher Naomi “ Ya tuhan kamu
demam”
Keito membaringkan kembali tubuh Naomi. Saat Keito
hendak pergi untuk mengambil kompresan. Tangannya di hadang oleh Naomi.
“ tolong tetap disini ”
“ tapi, kamu sakit. aku mau ambil kompresan dan
penurun demam”
Naomi melepaskan tangan Keito “ cepat ia”
↔↔↔↔↔↔↔↔
“ aku …”
“ hmm..knp?” tanya Keito sambil mengompres kening Naomi
“ gomen, dah bikin kamu susah”
Keito tersenyum “ no problem”
“ aku tidur dulu . . aku lelah” ujar naomi menutup
matanya
Keito memandang wajah naomi “ kenapa kamu begitu
mencintai Nya?? Tak pernahkah kau melihat diriku ini. Dari awal perkenalan tak
pernah sekalipun kau menganggap aku sebagai seorang lelaki yang mencintai kamu
bukan sebagai kakak sperti sekarang ini ”
Tangan Keito mengelus rambut Naomi yang halus. Perlahan wajahnya mendekat dan mencium
kening Naomi. Keito memalingkan wajahnya ke tembok.
“ ini salah . . . .” ucapnya
Keito memandang kembali wajah Naomi. Bibir Naomi
yang pucat terasa menariknya masuk. Hingga ia tidak tahan lagi dan mengikuti
nafsunya. Keito mencium bibir Naomi pelan. Naomi menggeliat pelan sehingga Keito
menghentikan ciuman tersebut takut dia sadar dengan perbuatannya tersebut.
Dan benar saja, Naomi terbangun. Tapi diluar
dugaan Keito, Tangan Naomi malah menarik kerah baju Keito sehingga ia terjatuh menindihi
badan Naomi.
“ Ryo, jangan tinggalin aku. aku ingin berada di
sampingmu” igau Naomi
Keito tersentak dengan ucapan naomi. Perasaannya
semakin kalut. Mendengar dirinya disangka Ryosuke.
Keito mencium bibir Naomi sekali lagi dan ternyata
Naomi membalas ciuman tersebut. Walau dengan kondisi tidak sadar sepenuhnya
akibat demam tinggi.
Dengan kondisi itulah, Keito memangfaatkan situasi
dengan meluapkan segala perasaan yang tidak bisa terungkap. Keito terus
menciumi bibir Naomi. Tangannya bergerak turun membuka kancing piama Naomi dan
mulai masuk memainkan dada Naomi.
Keito berbisik di telinga Naomi “ aku akan buat
kamu lupa dengan dia”
Wajah Keito mulai turun dan menciumi leher Naomi
namun dia tidak berani meninggalkan bekas kepemilikannya. Keito mulai menciumi,
mengulum dada Naomi lalu turun ke pinggang. Dia tidak ingin melewatkan satu
sentipun. Dia berusaha menjelajah satunya sedangkan tangan satunya meremas bagian
bawah Naomi yang mulai basah.
Keito bergerak turun. Dia segera membuka celana
Naomi yang masih terpasang dan mulai menikmati setiap bagian sensitive dari
tubuh Naomi tersebut. Lidahnya bergerak naik turun sesekali menggigitnya.
Membuat erangan Naomi semakin menjadi.
Naomi seakan menikmati apa yang dilakukan keito “
Ryosuke, aku . . .hmmmphh”
Sebelum Naomi melanjutkan ucapannya. Keito
menciumnya sehingga ucapan tersebut tidak bisa dikatakan sepenuhnya.
↔↔↔↔↔↔↔↔
“ maafkan saya” sesal Keito
Keito pergi keluar kamar. dia lebih memilih tidur
di sofa ruang tamu. Daripada harus terus-terusan berada di kamar Naomi. Bisa
gawat dan tadi itu hampir saja dia melakukan hal yang tidak-tidak.
Dia malah tidak bisa tidur. Hanya gelisah yang ia
rasakan jika nanti Naomi bangun dan curiga dengannya bisa gawat. Keito takut .
↔↔↔↔↔↔↔↔
“ HHHUUUAAMMMmmm…” Naomi bangun dari tidur
panjangnya
Badannya masih terasa sakit dan lemas, kepalanya
pusing dan matanya agak susah untuk dibuka. Naomi melihat jam dinding kamarnya
menunjukan pukul 8.
Naomi
teringat dengan mimpinya yang berciuman dengan seseorang dan dia merasa yakin
kalau itu Ryosuke dan kejadian itu terlihat nyata. Tangannya memelus bibirnya
seraya memastikan kalau itu hanya mimpi.
Tanpa sadar Naomi tersenyum sendiri jika mengingat
kejadian itu. Tidak ada rasa sesal di hatinya. Karena dia yakin itu hanya
mimpi. Ryosuke tidak mungkin datang kerumahnya apalagi Keito yang sudah
dianggap kakak tidak mungki berbuat begitu terhadap adhiknya.
Walau masih lemah, Naomi mencoba berdiri dan
berjalan ke luar kamar mencari Keito yang tidak ada dikamarnya. Dia ingin bercerita tentang mimpinya
tersebut.
“ Keito kun. dimana kamu??” ucapnya pelan
memanggil nama keito
“ Keito
kun,,” panggilnya lagi
Tubuhnya mulai goyah. Dia sudah tidak sanggup
berdiri lagi. Badannya yang masih lemah mulai jatuh ke lantai sesaat kemudian
dia merasakan seseorang berhasil menahan tubuhnya dan membawanya kembali ke
kamar.
Samar-samar terdengar suara Keito yang memanggil
namanya. Sebelum akhirnya dia
kehilangan kesadaran sepenuhnya.
↔↔↔↔↔↔↔↔
(to be continue)
Maaf kalau jelek ... see you
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pembaca yang Baik adalah Pembaca yang selalu memberikan komentar walau itu hanya ucapan Terima Kasih ..
serta Pembaca yang selalu memberikan komentar dengan Kata-kata yang pantas untuk ditulis dan tidak menyinggung siapapun ,,
So,,Jangan lupa tulis Komentar kalian ya :)