GUGUR :)

Rabu, 09 Mei 2012

My Love Story (part 1)

post post post

saatnyapost ff yang agak panjang ia
semoga suka


sebelum baca saya mau nngetin kalau di dalamnya ada adegan yang tidak baik ditonton untuk anak kecil apalgi yang masih SD.. jadi sebelum baca .. tolong diperhatikan baik-baik aturan ini....


Cast :
-          Naomi Narozawa
-          Keito Okamoto
-          Ryosuke Yamada
-          Misaki Narozawa
-          Yuuri Yamada
My Love Story
“ kita putus sekarang”
“ Nande?? Apa salah saya??” Tanya Naomi begitu mendengar kata putus dari orang yang disayanginya
Ryosuke terdiam
“ Nande??” air mata Naomi mengalir membasahi pipinya “ tolong jelaskan masalahnya apa?? Biar bisa diperbaiki hubungan ini”
Ryosuke tetap terdiam, dia lantas memeluk orang yang sebenarnya masih di cintainya “gomen. Aku mencintai perempuan lain”
Naomi lantas melepaskan pelukannya dengan Ryosuke “ kamu jahat”
PLAKK, sebuah tamparan mendarat di pipi ryosuke.
Naomi lantas pergi meninggalkan ryosuke. Berlari sambil terus menangis menahan rasa sakit yang ia rasa.
Disisi lain, Ryosuke hanya berdiri diam di tempat itu. Pipinya memang terasa panas dan sakit tapi tidak sebanding dengan rasa sakit yang barusan ia katakan dan melihat wajah cantik Naomi menangis.
↔↔↔↔↔↔↔↔
            Naomi terus saja menangis. Dia tetap tidak terima dengan keputusan Ryosuke. Dia tidak terima dengan alasan Ryosuke.
Perempuan mana yang sudah membuat hati pacarnya berpaling dari dirinya, batin Naomi
“ neechan??” ucap Misaki di luar kamar “nee baik-baik saja?? aku masuk ia”
Naomi tidak menjawab. Dia memilih tidak mendengar panggilan adhiknya dan menutupi wajahnya dengan bantal.
Misaki masuk ke dalam kamar kakaknya tersebut sambil membawa makanan yang dibuat olehnya.
“ nee, makan ia..”
Naomi menggelengkan kepala “ aku tidak lapar. Bawa keluar makanannya, Tolong”
“ nee, harus makan. nanti sakit gimana?”
Naomi tidak menjawab. Pikirannya melanyang teringat kejadian itu.
Misaki menarik bantal yang menutupi wajah kakaknya tersebut. Dan benar saja perkiraannya wajah Naomi begitu pucat dengan mata sembab masih terlihat jelas. Bulir-bulir bekas air mata masih berada pipinya.
“ nee?? doushita??”
            “ aku…aku” jawabnya terbata-bata “aku benci orang itu”
            “ dare desu ka??”
            Naomi terdiam lagi
            “ PERGI DARI SINI” sentak Naomi mengusir Misaki dari kamarnya “ keluar dari kamar. Aku pingin sendiri”
            “ nee, kenapa?? kok marah??”
Naomi melemparkan barang-barang yang ada di sekitarnya kepada adhiknya  agar keluar dari kamarnya. Misaki pun menghindar dari amukan sang kakak. Dia memilih membiarkan kakaknya sendiri daripada kakaknya membuat badannya sakit akibat terkena lemparan benda.
Sebelum menutup pintu kamar, Misaki berpesan jika kakaknya sudah tenang bisa langsung ceriita kepadanya. Misaki akan terus menunggu cerita dari neechannya tersebut.
↔↔↔↔↔↔↔↔
            “ moshi moshi keito kun”
            “ doushita Misaki??” jawab Keito di ujung seberang telepon
            “ begini nii, bisa datang kemari. ada masalah gawat”
            “ nande??”
            “ neechan dari kemarin siang mengurung terus di kamar”
            “ ok Misaki. aku kesana sekarang”
“ arigatou niichan”
↔↔↔↔↔↔↔↔
Keito segera menutup teleponnya. Dia bergegas ke kamarnya untuk mengambil tas dan kunci mobilnya.
“ mau kemana kamu??” Tanya seorang perempuan paruh baya
“ ke rumah Naomi.  dia lagi ada masalah” jawabnya “ kayaknya aku bakal lama disanaa. ibu disini sendirian tidak masalah kan??”
Setelah berpamitan dengan ibunya, Keito segera berangkat ke rumah Naomi dengan menaiki mobil sport berwarna biru kesukaannya.
Sesampainya disana, dia sudah disambut oleh Misaki yang khawatir atas kondisi kakaknya.
“ douishita??”
“ kemarin tiba-tiba saat neechan pulang, dia sudah menangis dan sampai sekarang masih begitu” jelas Misaki
“ lalu dimana dia sekarang??”
“ di kamar. onegai niichan”
Keito segera menuju kamar Naomi yang berada di lantai 2. Saat Keito masuk, kamar Naomi begitu berantakan. Sampah tissue berserakan dimana-mana. Melihat kondisi kamar dapat disimpulkan bahwa pemilik kamar memang sedang depresi.
Keito menemukan Naomi duduk di tempat tidur. Wajahnya terlihat begitu pucat. Matanya yang sembab menatap kosong ke depan. Keito hanya bisa terpaku memandang kondisi orang yang dia anggap sebagai adhiknya tersebut.
“ doushita Nao??” Tanya Keito pelan
Naomi tidak bergeming . dia seakan tidak mendengar ucapan Keito.
Keito mencoba tersenyum. Dia lantas memeluk Naomi “ doushita ?? cerita donk . .”
Naomi menatap wajah Keito sebentar dan kembali pada khayalannya “ aku benci dia . .”
“ dare?? ”
“ aku benci dia…” teriak naomi “ aku kecewa”
Keito menarik badan Naomi agar dapat menatap wajahnya dengan jelas “ siapa yang kau maksud? Ryosuke kah??”
Naomi tidak menjawab. Dia malah berdiri dan meninggalkan di kamarnya. Keito pun langsung mengikuti kemana naomi akan pergi.
“ kamu mau kemana??” Tanya Keito bingung melihat Naomi hanya mondar mandir saja
 PRAANGGGG . . .. . .  .
Suara benda terjatuh yang berasal dari dalam kamar mandi.
“ Naomi buka kamar mandinya?? kamu tidak apa-apa . . .Misaki” ucap Keito panik
Keito menggedor pintu kamar mandi seraya memanggil Naomi yang berada di dalam. Dia berusaha membuka pintu kamar mandi yang terkunci dari dalam.
Misaki berlari menghampiri Keito “ nande niichan??”
“ Bantu niichan dobrak pintu ini. Sepertinya terjadi sesuatu dengan Naomi di dalam sana”
Mereka berdua lantas mendobrak pintu kamar mandi dan melihat Naomi sedang berusaha mencoba bunuh diri di dalam Bathtub dengan kondisi basah kuyup tersiram air yang berasal dari shower.
Misaki hanya bisa diam melihat perilaku neechannya tersebut. Dia tidak menyangka neechan dapat berbuat sejauh itu.
“ Hentikan Naomi” teriak Keito yang langsung mengambil serpihan kaca yang dipegang Naomi untuk bunuh diri
Darah segar mulai mengucur dari tangan kanan Naomi
 “ Kembalikan Keito. aku mohon” Naomi meronta sejadi-jadinya “ lebih baik aku mati saja”
Keito tidak peduli dengan raungan Naomi. Serpihan yang tadi di rebutnya langsung diberikan pada Misaki “ buang ini sekarang”
Tangan Misaki gemetar ketika mengambil barang tersebut. Dia langsung berlari keluar kamar mandi dan segera membuang barang yang hampir merenggut nyawa kakaknya.
Misaki segera kembali ke dalam kamar mandi. Dan melihat keito sedang memeluk Naomi yang masih meronta.
“ Nee ada apa dengan mu??kenapa kau begini??” Tanya Misaki yang sudah tidak kuat lagi menahan air matanya melihat kondisi kakaknya
Selang beberapa menit kemudian, Naomi mulai terlihat tenang. Dia tidak lagi meronta seperti tadi. Walau air mata masih saja mengalir.
 “ Misaki , tolong ambilkan p3k” pinta keito pelan
Misaki segera menurutinya. Dia dibantu Keito dengan tanggap memberikan pertolongan pertama untuk menghentikan pendarahan di tangan Naomi. Untungnya luka tersebut tidak terlalu dalam sehingga tidak sampai kena urat nadi.
“ Sudah tidak apa-apa” Keito menenangkan saat Naomi sedikit berontak
 “ Selesai ..” misaki tersenyum “ untung tidak dalam lukanya. Aku rasa dengan begini saja cukup untuk menghentikan pendarahannya”
“ Balik ke kamar yuk” Keito melepaskan pelukannya “ Naomi. . . .”
“ Gomen ne” Naomi pelan dan membiarkan tubuhnya terkulai lemas dipelukan Keito
“ Naomi..Naomi…Sadarlah…Naomi..” panggil Keito seraya berusaha menyadarkannya
Naomi tidak bergeming. Karena terlalu lelah, dia pingsan.
“ Ada apa dengan neechan?” Misaki khawatir melihat kakaknya tidak bangun-bangun
“ Sepertinya dia kelelahan lalu pingsan”
Keito segera mengangkat tubuh Naomi dan membawanya ke kamar. Dengan cekatan dia membuka baju Naomi lalu menggantikannya dengan baju kering yang sudah disiapkan Misaki.
“ Ada apa dengan kamu, Naomi sayang” bisiknya lirih
↔↔↔↔↔↔↔↔

Misaki membersihkan puing-puing cermin yang pecah tadi. Air matanya mengalir lagi membasahi pipinya.
“ neechan..” isaknya pedih
Keito yang hendak ke dapur, tertegun melihat Misaki menangis pilu di kamar mandi yang letaknya tidak jauh. 
 “ Misaki” 
Misaki segera menghapus air matanya dan berbalik memandang orang yang tadi memanggilnya “ doushita??” 
 “ are you okay??” Tanya keito
“ yeah.. I’m okay. Daijoubu” Misaki tersenyum “ niichan, thank for your help”
Keito menghampiri Misaki “ buat apa??”
“ hmm..buat semuanya. Kalau tidak ada niichan mungkin…kejadian buruk akan terjadi pada neechan” Misaki melanjutkan pekerjaannya
“ Tenang aja. Aku melakukannya ikhlas kok. Karena aku sayang kalian”
Misaki terdiam. Wajahnya menunduk ke bawah. Kedua tangannya berusaha menutupi wajahnya yang mulai menangis “ Aku lelah niichan”
“ Misaki…”
Misaki tidak menjawab. Yang ingin dia lakukan adalah menangis. Melepaskan beban yang ada di hatinya. Keitopun membiarkan Misaki menangis dan menunggu sampai dia tenang.
↔↔↔↔↔↔↔↔
Hari sudah semakin larut, dengan kondisi lelah dan mengantuk Keito terus terjaga sambil terus mengawasi Naomi. Misaki juga sudah kembali ke kamarnya. Kondisi Misaki yang masih shock dengan kejadian tadi membuat Keito tidak bisa menyuruh Misaki untuk bergantian menjaga Naomi.
            “ Jangan Pergi. Jangan tinggalin aku” igau Naomi mengagetkan Keito yang hampir terlelap
“ Naomi”
“ Aku tidak mau sendiri.. tolong jangan tinggalin aku, Ryosuke” igaunya lagi
Naomi begitu tidak tenang. Dia gelisah. Badannya terus bergerak kesana kemari.
“ Sadarlah Naomi” panggil Keito
Mata Naomi perlahan-lahan terbuka. Di depan matanya terlihat wajah Keito yang khawatir
“ Keito kun . . .” ucap Naomi tidak tenang “ barusan aku mimpi buruk”
“ Tenanglah. Tidak ada yang pergi ninggalin kamu. Itu hanya mimpi buruk saja” Keito segera mengambil gelas yang berada di dekatnya “ sekarang bagaimana keadaanmu??”
“ pusing”
“ ya sudah, istirahat lagi. Ini minum dulu” Keito membantu Naomi yang masih lemas untuk duduk.
Tanpa sengaja tangan Keito memegang pipi Naomi yang panas. Keito langsung memegang kening dan leher Naomi “ Ya tuhan kamu demam”
Keito membaringkan kembali tubuh Naomi. Saat Keito hendak pergi untuk mengambil kompresan. Tangannya di hadang oleh Naomi.
“ tolong tetap disini ”
“ tapi, kamu sakit. aku mau ambil kompresan dan penurun demam”
Naomi melepaskan tangan Keito “ cepat ia”
↔↔↔↔↔↔↔↔
“ aku …”
“ hmm..knp?” tanya Keito sambil mengompres kening Naomi
“ gomen, dah bikin kamu susah”
Keito tersenyum “ no problem”
“ aku tidur dulu . . aku lelah” ujar naomi menutup matanya
Keito memandang wajah naomi “ kenapa kamu begitu mencintai Nya?? Tak pernahkah kau melihat diriku ini. Dari awal perkenalan tak pernah sekalipun kau menganggap aku sebagai seorang lelaki yang mencintai kamu bukan sebagai kakak sperti sekarang ini ”
Tangan Keito mengelus rambut Naomi yang halus. Perlahan wajahnya mendekat dan mencium kening Naomi. Keito memalingkan wajahnya ke tembok.
“ ini salah . . . .” ucapnya
Keito memandang kembali wajah Naomi. Bibir Naomi yang pucat terasa menariknya masuk. Hingga ia tidak tahan lagi dan mengikuti nafsunya. Keito mencium bibir Naomi pelan. Naomi menggeliat pelan sehingga Keito menghentikan ciuman tersebut takut dia sadar dengan perbuatannya tersebut.
Dan benar saja, Naomi terbangun. Tapi diluar dugaan Keito, Tangan Naomi malah menarik kerah baju Keito sehingga ia terjatuh menindihi badan Naomi.
“ Ryo, jangan tinggalin aku. aku ingin berada di sampingmu” igau Naomi
Keito tersentak dengan ucapan naomi. Perasaannya semakin kalut. Mendengar dirinya disangka Ryosuke.
Keito mencium bibir Naomi sekali lagi dan ternyata Naomi membalas ciuman tersebut. Walau dengan kondisi tidak sadar sepenuhnya akibat demam tinggi.
Dengan kondisi itulah, Keito memangfaatkan situasi dengan meluapkan segala perasaan yang tidak bisa terungkap. Keito terus menciumi bibir Naomi. Tangannya bergerak turun membuka kancing piama Naomi dan mulai masuk memainkan dada Naomi.
Keito berbisik di telinga Naomi “ aku akan buat kamu lupa dengan dia”
Wajah Keito mulai turun dan menciumi leher Naomi namun dia tidak berani meninggalkan bekas kepemilikannya. Keito mulai menciumi, mengulum dada Naomi lalu turun ke pinggang. Dia tidak ingin melewatkan satu sentipun. Dia berusaha menjelajah satunya sedangkan tangan satunya meremas bagian bawah Naomi yang mulai basah.
Keito bergerak turun. Dia segera membuka celana Naomi yang masih terpasang dan mulai menikmati setiap bagian sensitive dari tubuh Naomi tersebut. Lidahnya bergerak naik turun sesekali menggigitnya. Membuat erangan Naomi semakin menjadi.
Naomi seakan menikmati apa yang dilakukan keito “ Ryosuke, aku . . .hmmmphh”
Sebelum Naomi melanjutkan ucapannya. Keito menciumnya sehingga ucapan tersebut tidak bisa dikatakan sepenuhnya.
↔↔↔↔↔↔↔↔
            “ maafkan saya” sesal Keito
Keito pergi keluar kamar. dia lebih memilih tidur di sofa ruang tamu. Daripada harus terus-terusan berada di kamar Naomi. Bisa gawat dan tadi itu hampir saja dia melakukan hal yang tidak-tidak.
Dia malah tidak bisa tidur. Hanya gelisah yang ia rasakan jika nanti Naomi bangun dan curiga dengannya bisa gawat. Keito takut .
↔↔↔↔↔↔↔↔
“ HHHUUUAAMMMmmm…” Naomi bangun dari tidur panjangnya
Badannya masih terasa sakit dan lemas, kepalanya pusing dan matanya agak susah untuk dibuka. Naomi melihat jam dinding kamarnya menunjukan pukul 8.
 Naomi teringat dengan mimpinya yang berciuman dengan seseorang dan dia merasa yakin kalau itu Ryosuke dan kejadian itu terlihat nyata. Tangannya memelus bibirnya seraya memastikan kalau itu hanya mimpi.
Tanpa sadar Naomi tersenyum sendiri jika mengingat kejadian itu. Tidak ada rasa sesal di hatinya. Karena dia yakin itu hanya mimpi. Ryosuke tidak mungkin datang kerumahnya apalagi Keito yang sudah dianggap kakak tidak mungki berbuat begitu terhadap adhiknya.
Walau masih lemah, Naomi mencoba berdiri dan berjalan ke luar kamar mencari Keito yang tidak ada dikamarnya. Dia ingin bercerita tentang mimpinya tersebut.
“ Keito kun. dimana kamu??” ucapnya pelan memanggil nama keito
 “ Keito kun,,” panggilnya lagi
Tubuhnya mulai goyah. Dia sudah tidak sanggup berdiri lagi. Badannya yang masih lemah mulai jatuh ke lantai sesaat kemudian dia merasakan seseorang berhasil menahan tubuhnya dan membawanya kembali ke kamar.
Samar-samar terdengar suara Keito yang memanggil namanya. Sebelum akhirnya dia kehilangan kesadaran sepenuhnya.
↔↔↔↔↔↔↔↔
(to be continue)



Maaf kalau jelek ... see you

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca yang Baik adalah Pembaca yang selalu memberikan komentar walau itu hanya ucapan Terima Kasih ..
serta Pembaca yang selalu memberikan komentar dengan Kata-kata yang pantas untuk ditulis dan tidak menyinggung siapapun ,,


So,,Jangan lupa tulis Komentar kalian ya :)